Pages

Powered by Blogger.
Get Adobe Flash player

Saturday, 17 January 2015

Sejarah Pemberontakan PKI Madiun



“ Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948 “


Latar Belakang Masalah
Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan salah satu partai besar yang muncul pada tahun awal kedua abad ke-20.Kemunculan partai ini memiliki sejarah panjang dalam masa pergerakan nasional di Indonesia. Partai ini berdiri dengan menggunakan nama PKI pada tahun 1920. Namun sebelumnya gerakannya sudah terlihat jauh sebelum organisasi ini terbentuk.Organiasasi yg bersifat “radikal” di Hindia Belanda pada waktu itu adalah ISDV”INdische Sosiale Democratie Veereningen” pada tahun 1913.Organiasi yang didirikan oleh Sosialis Belanda ini, Sneevlit. Pada mulanya bergerak sebagai partai buruh kereta api yang menolak system out-sorsing. Kemudian partai ini mulai mendapat simpati dari anggota SI (sarikat Islam) yang bersifat Progesis, di antaranya adalah Semaun,Darsono yang pada akhirnya mendirikan memisahkan diri dari SI, karena menganggap Organiasi tersebut tidak progresif serta lebih bersifat Kooperatif terhadap pemeritah kolonial. Di Eropa pada tahun 1917 telah meletus revolusi di Rusia dan mendirikan republic yang berhaluan Komunis Aliran Komunis ini mudah mendapat perhatian dari bangsa yang terjajah, karena dalam menifes dari komunis Rusia yang dikeluarkan apada tahun 1919 telah dinyatakan bahwa pembebasan-pembebasan Negara-negara yang terjajah, hanya dapat tercapai dengan pembebasan kaum buruh di Eropa. Jadi nasib atau kekuasaan dari kaum buruh ditegaskan ada erat sangkut-pautnya dengan pembebasan dari bangsa-bangsa yang terjajah.
Baca Selanjutnya.

Perkembangan kaum buruh pada periode ini memang sangat revolusioner, hal ini memang menjadi salah satu semangat jaman.Yang saat itu dalam kondisi persiapan untuk melakukan konsolidasi.Kepercayaan PKI untuk segera melakukan pemberontakan terhadap pemerintah kolonial karena diakibatkan oleh semangat partai yang serupa di di Rusia yang merupakan basis Komunis di dunia.Pergerakannya di Indonesia menjadi organiasasi masa yang besar dan berpengaruh pada saat itu.Karena sebagian besar simaptisan partai ini adalah para kaum buruh dan petani yang merupakan kelas tertindas saat itu.Kaum buruh pada masakolonial memang memilki kuantitas yang besar, mengingat intensifnya pemerintah dalam membangun perusahaan di Indonesia. Buruh tersebut ada yang menjadi pegawai perusahaan, semisal buruh kereta api, pos, dsb. Namun juga terdapat buruh yang bersifat lepas, semisal buruh pabrik tebu, pelabuhan yang mereka datang dengan sendirinya tanpa adanya pelatihan atau keahlian dalam bidang tersebut.

PKI dalam kongresnya pada tahun 1920 di Semarang mengambil 2 keputusan penting, yaitu:
1.      Keputusan yang menyatakan dengan tegas bahwa PKI di Indonesia menggabungkan diri kepada Comunistische Internationale yang dengan singkat di sebutkan Comitern.
2.      Pada kongres ini di putuskan ingin bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda dengan mengirimkan wakil wakilnya di dalam Badan Perwakilan.
              Dengan disetujuinya perjanjian Renville maka wilayah Republik Indonesia semakin berkurang dan semakin sempit, ditambah lagi dengan blokade ekonomi yang dilakukan oleh Belanda. Oleh karena itu pada tanggal 23 Januari 1948 Amir Syarifuddin menyerahkan mandatnya kepada presiden Republik Indonesia. Presiden kemudian menunujuk Moh. Hatta suntuk menyusun kabinet. Hatta menyusun kabinet tanpa campur tangan golongan sayap kiri atau sosialis.[1][1]

Partai Komunis Indonesia (PKI) pada awal tahun 1923 sudah memilki banyak pengikut dari berbagai golongan masyarakat yang ada, terutama masyarakat kelas bawah.Dalam perkembangannya PKI mulai melakukan tindakan otensif terhadap pemerintah kolonial.Peristiwa tersebut terjadi dan meletus di Banten pada tahun 1925-1926.Yang meluas kebeberapa daerah sekitarnya.Peristiwa ini dilatarbelakangi tindakan kerusuhan yang terjadi antara pemrintah, sararan pemerontakannya adalah pegawai-pegawai kolonial yang bertugas diwilayah tersebut. Terjadi pula serangan terhadap bupati yang bersifat kooperatif .dalam periswita ini, peminpin pemberontakan adalah orang-orang besar atau ulama yang ingin menumpas kekafiran. Sehingga dalam kasus ini tema yang diangka adalah perang melawan orang kafir, yang diindentikan dengan orang-orang kolonial Eropa.

Peristiwa Madiun 1948
Pada tahun 1947 terjadi perubahan dalam strategi gerakan komunis internasional yang dipimpin oleh Stalin. Strategi komunis yang menganjurkan front persatuan antara semua kekuatan anti fasis ditinggalkan dan diganti dengan strategi baru yang secara tegas membagi dunia dalam dua kubu, yakni kubu imperialis yang anti demokrasi dipimpin oleh amerika serikat dan kubu Anti imperialis yang demokratis di pimpin oleh uni soviet. Pergantian strategi itu dijalankan dengan pembentukan biro informasi komunis yang lazim disebut dengan cominform pada tanggal 22 september 1947 di warsawa. Perubahan ini sontak membuat para Negara anggota komunis segera berganti haluan.
Sementara itu di Indonesia, Amir Syarifudin seorang menteri yang merangkap sebagai menteri pertahanan menyusun sebuah konsep tentara merah Uni Soviet. Keinginan dan bayangan Amir Syarifudin akan terwujudnya konsep tentara merah harus kandas karena konsep itu langsung ditolak secara mentah oleh Jendral Soedirman dan Jendral Oemar Soemoharjo. Kedua Jendral itu langsung menjelaskan bahwa Tentara Republik Indonesia (TRI) adalah tentara rakyat dan tentara pejuang, bukan tentara model asing apalagi model tentara merah.Konsep itu ditolak namun Amir Syarifuddin sebagai menteri pertahanan masih memiliki wewenang untuk tetap melanjutkan konsep tersebut.Dia menciptakan pendidikan politik tentara yang menjadi lembaga yang memberikan pendidikan politik atau sejenis komisaris Dalam angkatan bersenjata politik di Negara-negara komunis.Tujuan dari perpolit adalah untuk menanamkan pengaruh komunis dalam kalangan anggota tentara.Untuk melancarkan tujuannya anggota perpolit diberikan pangkat dalam militer.
Pada bulan Juli 1947 Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk melebur TRI dan lascar-laskar lainnya menjadi satu dan berganti nama menjadi TNI. Penggabungan ini tentunya sangat merugikan bagi kepentingan-kepentingan komunis.Oleh karena itu orang-orang komunis tetap melakukan usaha untuk tetap memiliki kekuatan persenjataan yang berada langsung dibawah pengaruh komunis.Untuk mewujudkan itu, pada bulan agustus 1947 Amir Syarifuddin membentuk TNI masyarakat dan Direktorat Jendral Angkatan Laut di Lawang dengan pimpinan Atmadji.Atmadji adalah bekas sekertaris Gerindo.Direktorat ini membentuk tentara Laut Republik Indonesia (TLRI).Melalui organisasi-organisasi tersebut kaum komunis berusaha mewujudkan keinginannya untuk membentuk angkatan bersenjata[2][2].
Namun mimpi hanya menjadi mimpi, usaha Kaum komunis untuk menguasai TNI dibawah pengaruh mereka dapat digagalkan oleh Panglima Besar Jendral Soedirman dan kepala stafnya Letnan Jendral Oerip Soemoharjo.Kegagalan itu seakan menjadi cambuk bagi kaum komunis.Gagal menguasai melalui jalur kekuatan orang-orang komunis merubah strategi mereka yakni dengan mencoba menguasai TNI melalui jalur parlementer.

Pada akhir desember 1947. Z baharuddin, anggota KNIP dan kawan Separtai Amir Syarifuddin menyampaikan pada pemerintah Mosi Rasionalisasi Angkatan perang yang berisi sebagai berikut:
1.      Rasionalisasi dalam kesatuan angkatan perang
2.      Menteri pertahanan bertanggung jawab penuh terhadap masalah anggkatan perang, baik dalam hal organisasi maupun dalam hal siasat
Mosi ini diajukan dengan tujuan untuk menguasai Angkatan perang sebagaimana telah lama diidam –idamkan oleh kaum komunis.Dengan mengigat kondisi angkatan perang saat itu, tampaknya mosi ini sangat cukup simpatik dan rasional. Partai-partai lain rupanya setuju dengan mosi itu karena mereka tidak memahami apa yang menjadi tujuan kaum komunis yang sesungguhnya.

Setelah persetujuan Renvile yang dihasilkan oleh Kabinet Amir Syarifuddin ditolak oleh KNIP, cabinet Amir syarifuddin jatuh. Peristiwa ini merupakan titik balik dari gerakan kaum komunis dalam segi politik maupun dari segi militer. Dengan jatuhnya Amir syarifuddin rencana kaum komunis mengalami kemunduran. Memang rasionalisasi masih dilanjutkan oleh cabinet selanjutnya, namun dengan konsepsi yang sangat berbedadari konsepsi komunis.Konsepsi baru ini justru mencegah berkembangnya kekuatan golongan-golongan komunis.Konsep itu adalah Re-Ra yang digawangi oleh Moh Hatta.
PKI tentu saja tidak setuju dengan Re-Ra. Mereka menghimpun kekuatan untuk menghentikan dan menolak Re-Ra. PKI mengadakan penyusupan dibeberapa partai dengan tujuan dapat menanamkan ideology mereka.Keberhasilan ditandai dengan terpecahnya partai sosialis yang dipimpin oleh Sutan Sjahir menjadi dua kubu, kubu pro komunis dan kubu kontra komunis. Bukan hanya PKI, Amir Syarifuddin juga mengumpulkan kekuatan golongan kiri untuk menentang Re-Ra. Semua partai yang pro akan komunis bergabung dalam Front Demokrasi Rakyat (FDR).

Gejolak PKI Madiun
Pada saat suasana sedang bergejolak akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh FDR, datang seorang tokoh komunis muda bernama Suripno, ia datang dari kongres pemuda di Praha, ia datang dengan membawa seorang sekretaris bernama Suparto, yang ternyata orang tersebut adalah Muso, seorang tokoh pelarian dari Indonesia dan melarikan diri ke Moskow sejak 1926. Dan kembali ke Indonesia pada tahun 1935, namun kemudian ia melarikan diri kembali ke Moskow pada tahun 1936. Sejak awal kedatangannya ia lalu mengambil alih pimpinan kaum komunis Indonesia dan mencetuskan konsepsinya dengan nama “Jalan Baru Republik Indonesia”, yang berisi:
·         Hanya boleh ada satu partai yang berlandaskan Marxisme-Lenimisme, oleh karenanya partai-partai yang berada dibawah naungan FDR, harus rela dijadikan partai yang tugasnya hanya membantu urusan politik PKI.
·         Partai Komunis harus menyelenggarakan Front Persatuan Nasional, yang dipimpin oleh Muso sendiri, konsepsi ini dengan patuh dilaksanakan oleh Amir Syarifudin, Setiadjit dsb., sehingga semua partai dibawah FDR semuanya tergabung kedalam PKI.
Pada tanggal 1 September 1948, Comite Central Partai Komunis Indonesia (CC PKI) pertama dibentuk dengan Muso sebagai ketuanya menggantikan Sardjono, ia mengangkat Mr. Amir Syarifudin sebagai sekretaris urusan pertahanan, Suripso menangani urusan luar negeri, M.H. Lukman seorang tokoh muda PKI diangkat sebagai Pemimpin Sekretariat Agitrasi Dan Propaganda (AgitProp). Tokoh lainnya seperti Aidit dipercaya untuk menangani urusan perburuhan, dan Njoto diangkat untuk menjadi Wakil PKI dalam badan pekerja KNIP.
Semua tokoh-tokoh yang telah dipilih oleh PKI, kemudian melakukan Pidato-pidato ke daerah-daerah, seperti di Yogyakarta, Solo, Sragen dan Madiun, dalam orasinya mereka menggembar-gemborkan tentang janji-janji muluk PKI, dan juga dengan nada yang membakar emosi massa, bahkan Muso didepan rakyat berpidato dengan nada mengancam kepada pegawai pemerintah dan tokoh yang berasal dari luar PKI, aksi-aksi mereka ini bertujuan untuk menurunkan derajat pemerintah RI, dan SOBSI melaksakan pemogokan di Delangu. Aksi kerusuhan lainnya kemudian menyusul, misalnya di Solo yang diwarnai dengan penculikan, pembunuhan dan teror bersenjata. Banyak tokoh yang menentang kemudian dibunuh seperti Kolonel Soetarto dan  dr. Muwardi.
Pasukan-pasukan yang menentang re-ra karena hasutan PKI kemudian  melakukan serangan-serangan terbuka, terutama setelah TLRI dan Pesindo bergabung didalamnya, pada tanggal 18 September 1948 mereka kemudian melakukan serangan kepada TNI, yang pada waktu itu Fokus perhatian TNI sedang berada di Solo[3][3]. PKI dibawah pimpinan Sumarsono dan Kolonel Djokosujono melakukan perebutan kekuasaan di Madiun dan memproklamirkan berdirinya “Soviet Republik Indonesia”.Pada tanggal 19 September 1948 Muso membentuk Front Nasional, yang mengakibatkan pasukan TNI terdesak dan kemudian menyingkir keluar dari Madiun. Dalam hal ini tentunya apa yang telah PKI lakukan menyalahi Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, dan dengan singkat pemberontakan PKI Madiun yang dipimpin oleh Muso ini telah menguasai beberapa sektor penting seperti Kantor-kantor pemerintahan, Markas Teritorial Komando Madiun, Kantor Pos dan Staf Pertahanan Djawa Timur (SPDT), dalam aksinya mereka dengan membabi buta, penyiksaan dan pembunuhan diluar batas kemanusiaan, mereka membantai habis orang-orang baik dari golongan pemerintah maupun rakyat biasa yang menolak dan kontra dengan PKI.  Kolonel Djokosujono kemudian diangkat menjadi “Gubernur Militer”, dan dengan singkat PKI menguasai Madiun, Kabupaten Purwodadi, dan Kecamatan Cepu.
Setelah peristiwa ini pemerintah RI kemudian melakukan perundingan dan pidato yang isinya mempersilahkan rakyat untuk memilih, antara Muso dengan rencana pembentukan Soviet Indonesia-PKI ataukah memilih Soekarno-Hatta sebagai pemimpin RI yang sah pada waktu itu, dan rakyat kemudian memilih Soekarno-Hatta, pemerintah kemudian mengambil langkah sigap dengan mengerahkan pasukan TNI untuk menumpas PKI dan seluruh antek-anteknya, baik yang berada di wilayah territorial maupun yang diwilayah pedalaman yang terlibat dengan PKI.  

Selayang Pandang Tentang PKI
            Seorang aktivis politik yang berhaluan Marxis berkebangsaan Belanda bernama H.J.F.M. Sneevliet tiba di Hindia Belanda dari negeri Belanda.Merupakan sebelumnya pemimpin organisasi buruh angkutan dan anggota Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP). Awal masuk di Indonesia ia bekerja sebagai anggota Staf Redaksi Warta Perdagangan Soerabajasche Handelsblad, Sebuah surat kabar millik sindikat perusahaan gula di Jawa Timur. Di semarang terdapat organisasi buruh kereta api, Vereniging van Spoor en Tramsweg Personeel (VSTP) dan ia menjadi sekertaris pada Semarangsche Handels Vereniging, menggantikan pejabat lama D.M.G. Koch. Sneevliet berhasil menamnakan pengarauh kedalam organisasi VSTP tersebut dan membawa VSTP kearah aktivitas aktivitas yang radikalatau setidak tidaknya menjadikan VSTP sebagai media penyebarluasan Marxisme di Hindia Belanda, antara lain melalui surat kabar VSTP, De Volharding (Keyakinan).
            Pada tahun 1917 golongan komunis berhasil melaksanakan revolusi di Rusia.Peristiwa ini kemudia dimanfaatkan secara maksimal oleh Sneevliet yang dengan terang-terangan menyerukan agar penganut Marxisme di Indonesia mengikuti Rusia.Selain menyusupi SI, ISDV secara rahasia juga mengadakan penyusupan ke semua lapisan masyarakat Indonesia, termasuk kepergerakan kaum buruh dan bahkan dikalangan tentara Belanda.Aktivis ISDV yang juga menamakan dirinya kaum merah, memperalat serdadu-serdadu dan pelaut-pelaut untuk berdemokrasi melawan polisi. Demikian juga surat kaabr ISDVmemuat hasutan hasutan, agar dikobarkan pemberontakan dan dikibarkan bendera merah. ISDV mendorong pula tokoh-tokoh nasionalis dan organisasi seperti Boedi Utomo, Insulide dan SI untuk menuntut pemerintahan Hindia Belanda menggantikan Volksraad dengan parlemen rakyat. Hal ini membuat pemerintahan Hindia Belanda kemudian mengambil tindakan tegas dengan jalan mengusir Sneevliet dari Hindia Belanda pada tahun 1918, kemudian menyusul Brandsteder pada tahun 1919, Bears pada tahun 1921, dan sisa-sisa kelompok radikal lainnya pada tahun 1923.
Setelah PKI merasa bahwa pengaruhnya didalam tubuh SI cukup besar, maka PKI mulai memanfaatkan pengaruhnya untuk mengeerakan massa rakyat, dengan mengunakan bendera SI Belanda. Hal ini yang memang merupakan salah satu tujuan perjuangan SI untuk mengusir penjajah Belanda, sedangkan tujuan perjuangan PKI adalah mewujudkan masyarakat komunis di Indonesia. Upaya PKI tersebut berhasil mencetuskan pergolakan rakyat di beberapa tempat, yaitu pada tanggal 12-14 November 1926 di Karesidenan Jakarta, tanggal 12-18 November 1926 di Priangan, tanggal 17-23 November 1926 di Surakarta, tanggal 12 November – 15 Desember 1926 di Kediri, dan tanggal 1 Januari – akhir Februari 1927 di Silukang, Sumatra Barat.

Sejak gagalnya pergolakan rakyat melawan pemerintahan Hindia Belanda dalam tahun 1926-1927, kegiatan PKI tidak muncul kembali.Demikian pula setelah pecahnya perang dunia kedua dalam tahun 1939 di Eropa dan dalam tahun 1941 di Asia Timur, serta di dudukinya Indonesia oleh pasukan Jepang.Menurut Pandangan gerakan komunisme internasional, dalam perang dunia ini yang berhadapan adalah musuh musuh komunisme, yaitu kubu kapitalisme Eropa Barat-Amerika Serikatberhadapan dengan kubu Naziisme-fasisme Jerman, Italia dan Jepang.Dalam taraf awal, Uni Soviet sebagai “tanah air sosialisme” mengambil sikap netral dan mengadakan perjanjian tidak saling menyerang dengan Jerman Nazi.Namun dalam tahun 1940 jerman nazi justru menyerang Uni soviet, yang secara militer tidak siap menghadapi serangan ini. Uni soviet menerima bantuan militer dalam jumlah besar dari Amerika Serikat dalam rangka program “Lend Lease”. 

Aktivitas aktivitas PKI mulai muncul sejak tahun 1947, ketika komunisme internasional kembali kepada doktrin Zhdanov dan sesuai dengan garis tersebut PKI menentang semua langkah lagkah diplomatic RI dengan Belanda. Demikian dalm tahun tahun sulit menjelang Proklamasi Kemerdekaan dan selama perang kemerdekaan, baik gerakan komunisme Internasional maupun PKI di Indonesia tidak pernah mempunyai sikap yang menguntungkan Republik Indonesia. Dalam tahun 1948, gerakan komunisme internasional ini bahkan mendatangkan muso dan suripno yang kemudian melakukan pemberontakan di daerah Madiun pada tahun 1948.

Pada peristiwa pemberontakan madiun terjadi pertentangan pertentangan antara partai golongan “Murba” (antara lain anggotanya GRR dan barisan Banteng) dengan partai-partai dari golongan FDR (Front Demokrasi Rakyat terdiri dari PKI, partai buruh, Pesindo dan lain-lain). Keduanya menamakan diri sebagai partai kiri anti imperialis.Pertentangannya antara lain soal pro dan anti Linggarjati.Selain itu juga pertentangan antara pimpinannya.


AKHIR PEMBERONTAKAN PKI
Saat jatuhnya madiun maka ini berarati jatuhnya ideology terhadap adanya pemeberontakan yang dilakukan oleh musu yang ada dimadiun bahwa suadah bebas dari pemberontakan pki. Bahawa kita ketahui pemberontakan ini sangat luar biasa dalam perlakauan terhadap ideologin yang dibuat oleh pki maka banyak hal yang dalam perlakuaknnya terhadap rayata dan para pemberontakan buruh.
  Madiun yang jatuh  dan  selangkah  demi selangkah pasukan oleh pasukan pemerintah dan TNI banayak nya pasukan yang mudur dari para pki sendri yang lari kepelosok-pelosok desa karena sangat takaut terhapap para pasukan yang ada pada tentara pemereintah yang di suruh mengahancurkan mereka sehingga pasukan pki pimpinnan muso` melakuakn dan menyerah dengan umumana sebagai berikut. Mereka memeberikan dan mengumumkan kekalalah yang mereka derita ini adalah lah yang luar biasa terhadap adanaya sebuah ideology baru yang ada pada masyarakt yang terjadi pada rakyat bahakan ini sebagai sebauah catatan nasionala yang memilukkan kepada yang ada pada pemberontakan yang terjadi di madiun sendiri. Karena melihat teman-temanya di bantai mereka meraa kasihan karena adanya hal m,emilukan pada diri mereka oleh kareba itu mereka memnyerah dan memenusi snyarat yang kan dimpuni sehingga mereka dapat lolos dana hidup mereka kan selamata. Syarat yang diajukan sebagai berikut:
1. Menghadap kepada komandan pasukan tentara RI yang  terdekat  dengan membawa  bendera merah putih; senjata tidak terhunus, senapan dan lain-lain senjata agar ditujukan ke bawah. 
2. Jika  lebih  dari  satu  orang,  harus  dalam  formasi   militer  dengan  salah  satu  yang  tertinggi  pangkatnya atau tertua menjadi penanggungjawab. 
3. Senjata-senjata yang dibawa harus diserahkan ke-pada komandan tersebut. 
4. Senjata  yang  disembunyikan  atau  yang  diketahui disembunyikan harus diberitahukan tempatnya. 
5. Kepada masing-masing  komandan  seksi  ke  atas yang berada di bawah pimpinan kami; 
a.  Yang menyerah menurut syarat-syarat  ini dijamin jiwanya dan segera teruskan kepada kami.
b.  Yang tidak memenuhi syarat-syarat ini kejar terus dan perlakukan menurut perintah order harian kami yang sudah-sudah.
c.  Yang  mengkhianati  syarat-syarat  ini,  yaitu menggunakan  syarat-syarat  tersebut  sebagai akal menyerang supaya dibinasakan.







No comments:

Post a Comment