“
Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948 “
Latar Belakang Masalah
Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan salah satu partai
besar yang muncul pada tahun awal kedua abad ke-20.Kemunculan partai ini
memiliki sejarah panjang dalam masa pergerakan nasional di Indonesia. Partai
ini berdiri dengan menggunakan nama PKI pada tahun 1920. Namun sebelumnya
gerakannya sudah terlihat jauh sebelum organisasi ini terbentuk.Organiasasi yg
bersifat “radikal” di Hindia Belanda pada waktu itu adalah ISDV”INdische
Sosiale Democratie Veereningen” pada tahun 1913.Organiasi yang didirikan oleh
Sosialis Belanda ini, Sneevlit. Pada mulanya bergerak sebagai partai buruh
kereta api yang menolak system out-sorsing. Kemudian partai ini mulai mendapat
simpati dari anggota SI (sarikat Islam) yang bersifat Progesis, di antaranya
adalah Semaun,Darsono yang pada akhirnya mendirikan memisahkan diri dari SI,
karena menganggap Organiasi tersebut tidak progresif serta lebih bersifat
Kooperatif terhadap pemeritah kolonial. Di Eropa pada tahun 1917 telah meletus
revolusi di Rusia dan mendirikan republic yang berhaluan Komunis Aliran Komunis
ini mudah mendapat perhatian dari bangsa yang terjajah, karena dalam menifes
dari komunis Rusia yang dikeluarkan apada tahun 1919 telah dinyatakan bahwa
pembebasan-pembebasan Negara-negara yang terjajah, hanya dapat tercapai dengan
pembebasan kaum buruh di Eropa. Jadi nasib atau kekuasaan dari kaum buruh
ditegaskan ada erat sangkut-pautnya dengan pembebasan dari bangsa-bangsa yang
terjajah.
Baca Selanjutnya.
Baca Selanjutnya.
Perkembangan kaum buruh pada periode ini memang sangat
revolusioner, hal ini memang menjadi salah satu semangat jaman.Yang saat itu
dalam kondisi persiapan untuk melakukan konsolidasi.Kepercayaan PKI untuk
segera melakukan pemberontakan terhadap pemerintah kolonial karena diakibatkan
oleh semangat partai yang serupa di di Rusia yang merupakan basis Komunis di
dunia.Pergerakannya di Indonesia menjadi organiasasi masa yang besar dan
berpengaruh pada saat itu.Karena sebagian besar simaptisan partai ini adalah
para kaum buruh dan petani yang merupakan kelas tertindas saat itu.Kaum buruh
pada masakolonial memang memilki kuantitas yang besar, mengingat intensifnya
pemerintah dalam membangun perusahaan di Indonesia. Buruh tersebut ada yang
menjadi pegawai perusahaan, semisal buruh kereta api, pos, dsb. Namun juga
terdapat buruh yang bersifat lepas, semisal buruh pabrik tebu, pelabuhan yang
mereka datang dengan sendirinya tanpa adanya pelatihan atau keahlian dalam
bidang tersebut.
PKI
dalam kongresnya pada tahun 1920 di Semarang mengambil 2 keputusan penting,
yaitu:
1.
Keputusan yang menyatakan dengan
tegas bahwa PKI di Indonesia menggabungkan diri kepada Comunistische
Internationale yang dengan singkat di sebutkan Comitern.
2.
Pada kongres ini di putuskan ingin
bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda dengan mengirimkan wakil wakilnya
di dalam Badan Perwakilan.
Dengan
disetujuinya perjanjian Renville maka wilayah Republik Indonesia semakin
berkurang dan semakin sempit, ditambah lagi dengan blokade ekonomi yang
dilakukan oleh Belanda. Oleh karena itu pada tanggal 23 Januari 1948 Amir Syarifuddin
menyerahkan mandatnya kepada presiden Republik Indonesia. Presiden kemudian
menunujuk Moh. Hatta suntuk menyusun kabinet. Hatta menyusun kabinet tanpa
campur tangan golongan sayap kiri atau sosialis.[1][1]
Partai Komunis Indonesia (PKI) pada awal tahun 1923 sudah
memilki banyak pengikut dari berbagai golongan masyarakat yang ada, terutama
masyarakat kelas bawah.Dalam perkembangannya PKI mulai melakukan tindakan
otensif terhadap pemerintah kolonial.Peristiwa tersebut terjadi dan meletus di
Banten pada tahun 1925-1926.Yang meluas kebeberapa daerah sekitarnya.Peristiwa
ini dilatarbelakangi tindakan kerusuhan yang terjadi antara pemrintah, sararan
pemerontakannya adalah pegawai-pegawai kolonial yang bertugas diwilayah
tersebut. Terjadi pula serangan terhadap bupati yang bersifat kooperatif .dalam
periswita ini, peminpin pemberontakan adalah orang-orang besar atau ulama yang
ingin menumpas kekafiran. Sehingga dalam kasus ini tema yang diangka adalah
perang melawan orang kafir, yang diindentikan dengan orang-orang kolonial
Eropa.
Peristiwa Madiun 1948
Pada tahun 1947 terjadi perubahan dalam strategi gerakan
komunis internasional yang dipimpin oleh Stalin. Strategi komunis yang
menganjurkan front persatuan antara semua kekuatan anti fasis ditinggalkan dan
diganti dengan strategi baru yang secara tegas membagi dunia dalam dua kubu,
yakni kubu imperialis yang anti demokrasi dipimpin oleh amerika serikat dan
kubu Anti imperialis yang demokratis di pimpin oleh uni soviet. Pergantian
strategi itu dijalankan dengan pembentukan biro informasi komunis yang lazim
disebut dengan cominform pada tanggal 22 september 1947 di warsawa. Perubahan
ini sontak membuat para Negara anggota komunis segera berganti haluan.
Sementara itu di Indonesia, Amir Syarifudin seorang menteri
yang merangkap sebagai menteri pertahanan menyusun sebuah konsep tentara merah
Uni Soviet. Keinginan dan bayangan Amir Syarifudin akan terwujudnya konsep
tentara merah harus kandas karena konsep itu langsung ditolak secara mentah
oleh Jendral Soedirman dan Jendral Oemar Soemoharjo. Kedua Jendral itu langsung
menjelaskan bahwa Tentara Republik Indonesia (TRI) adalah tentara rakyat dan
tentara pejuang, bukan tentara model asing apalagi model tentara merah.Konsep
itu ditolak namun Amir Syarifuddin sebagai menteri pertahanan masih memiliki
wewenang untuk tetap melanjutkan konsep tersebut.Dia menciptakan pendidikan
politik tentara yang menjadi lembaga yang memberikan pendidikan politik atau sejenis
komisaris Dalam angkatan bersenjata politik di Negara-negara komunis.Tujuan
dari perpolit adalah untuk menanamkan pengaruh komunis dalam kalangan anggota
tentara.Untuk melancarkan tujuannya anggota perpolit diberikan pangkat dalam
militer.
Pada bulan Juli 1947 Presiden Soekarno mengeluarkan perintah
untuk melebur TRI dan lascar-laskar lainnya menjadi satu dan berganti nama
menjadi TNI. Penggabungan ini tentunya sangat merugikan bagi
kepentingan-kepentingan komunis.Oleh karena itu orang-orang komunis tetap
melakukan usaha untuk tetap memiliki kekuatan persenjataan yang berada langsung
dibawah pengaruh komunis.Untuk mewujudkan itu, pada bulan agustus 1947 Amir
Syarifuddin membentuk TNI masyarakat dan Direktorat Jendral Angkatan Laut di
Lawang dengan pimpinan Atmadji.Atmadji adalah bekas sekertaris
Gerindo.Direktorat ini membentuk tentara Laut Republik Indonesia (TLRI).Melalui
organisasi-organisasi tersebut kaum komunis berusaha mewujudkan keinginannya
untuk membentuk angkatan bersenjata[2][2].
Namun mimpi hanya menjadi mimpi, usaha Kaum komunis untuk
menguasai TNI dibawah pengaruh mereka dapat digagalkan oleh Panglima Besar
Jendral Soedirman dan kepala stafnya Letnan Jendral Oerip Soemoharjo.Kegagalan
itu seakan menjadi cambuk bagi kaum komunis.Gagal menguasai melalui jalur
kekuatan orang-orang komunis merubah strategi mereka yakni dengan mencoba
menguasai TNI melalui jalur parlementer.
Pada akhir desember 1947. Z baharuddin, anggota KNIP dan
kawan Separtai Amir Syarifuddin menyampaikan pada pemerintah Mosi Rasionalisasi
Angkatan perang yang berisi sebagai berikut:
1. Rasionalisasi dalam kesatuan
angkatan perang
2. Menteri pertahanan bertanggung jawab
penuh terhadap masalah anggkatan perang, baik dalam hal organisasi maupun dalam
hal siasat
Mosi ini diajukan dengan tujuan untuk menguasai Angkatan
perang sebagaimana telah lama diidam –idamkan oleh kaum komunis.Dengan mengigat
kondisi angkatan perang saat itu, tampaknya mosi ini sangat cukup simpatik dan
rasional. Partai-partai lain rupanya setuju dengan mosi itu karena mereka tidak
memahami apa yang menjadi tujuan kaum komunis yang sesungguhnya.
Setelah persetujuan Renvile yang dihasilkan oleh Kabinet
Amir Syarifuddin ditolak oleh KNIP, cabinet Amir syarifuddin jatuh. Peristiwa
ini merupakan titik balik dari gerakan kaum komunis dalam segi politik maupun
dari segi militer. Dengan jatuhnya Amir syarifuddin rencana kaum komunis
mengalami kemunduran. Memang rasionalisasi masih dilanjutkan oleh cabinet
selanjutnya, namun dengan konsepsi yang sangat berbedadari konsepsi
komunis.Konsepsi baru ini justru mencegah berkembangnya kekuatan
golongan-golongan komunis.Konsep itu adalah Re-Ra yang digawangi oleh Moh
Hatta.
PKI tentu saja tidak setuju dengan Re-Ra. Mereka menghimpun
kekuatan untuk menghentikan dan menolak Re-Ra. PKI mengadakan penyusupan
dibeberapa partai dengan tujuan dapat menanamkan ideology mereka.Keberhasilan
ditandai dengan terpecahnya partai sosialis yang dipimpin oleh Sutan Sjahir
menjadi dua kubu, kubu pro komunis dan kubu kontra komunis. Bukan hanya PKI,
Amir Syarifuddin juga mengumpulkan kekuatan golongan kiri untuk menentang
Re-Ra. Semua partai yang pro akan komunis bergabung dalam Front Demokrasi
Rakyat (FDR).
Gejolak PKI Madiun
Pada saat suasana sedang bergejolak akibat dari kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh FDR, datang seorang tokoh komunis muda bernama Suripno, ia
datang dari kongres pemuda di Praha, ia datang dengan membawa seorang
sekretaris bernama Suparto, yang ternyata orang tersebut adalah Muso, seorang
tokoh pelarian dari Indonesia dan melarikan diri ke Moskow sejak 1926. Dan
kembali ke Indonesia pada tahun 1935, namun kemudian ia melarikan diri kembali
ke Moskow pada tahun 1936. Sejak awal kedatangannya ia lalu mengambil alih
pimpinan kaum komunis Indonesia dan mencetuskan konsepsinya dengan nama “Jalan
Baru Republik Indonesia”, yang berisi:
· Hanya boleh ada satu partai yang
berlandaskan Marxisme-Lenimisme, oleh karenanya partai-partai yang berada
dibawah naungan FDR, harus rela dijadikan partai yang tugasnya hanya membantu
urusan politik PKI.
· Partai Komunis harus
menyelenggarakan Front Persatuan Nasional, yang dipimpin oleh Muso sendiri,
konsepsi ini dengan patuh dilaksanakan oleh Amir Syarifudin, Setiadjit dsb.,
sehingga semua partai dibawah FDR semuanya tergabung kedalam PKI.
Pada tanggal 1 September 1948, Comite Central Partai Komunis
Indonesia (CC PKI) pertama dibentuk dengan Muso sebagai ketuanya menggantikan
Sardjono, ia mengangkat Mr. Amir Syarifudin sebagai sekretaris urusan pertahanan, Suripso menangani
urusan luar negeri, M.H. Lukman seorang tokoh muda PKI diangkat sebagai
Pemimpin Sekretariat Agitrasi Dan Propaganda (AgitProp). Tokoh lainnya seperti
Aidit dipercaya untuk menangani urusan perburuhan, dan Njoto diangkat untuk
menjadi Wakil PKI dalam badan pekerja KNIP.
Semua tokoh-tokoh yang telah dipilih oleh PKI, kemudian melakukan
Pidato-pidato ke daerah-daerah, seperti di Yogyakarta, Solo, Sragen dan Madiun,
dalam orasinya mereka menggembar-gemborkan tentang janji-janji muluk PKI, dan
juga dengan nada yang membakar emosi massa, bahkan Muso didepan rakyat
berpidato dengan nada mengancam kepada pegawai pemerintah dan tokoh yang
berasal dari luar PKI, aksi-aksi mereka ini bertujuan untuk menurunkan derajat
pemerintah RI, dan SOBSI melaksakan pemogokan di Delangu. Aksi kerusuhan
lainnya kemudian menyusul, misalnya di Solo yang diwarnai dengan penculikan,
pembunuhan dan teror bersenjata. Banyak tokoh yang menentang kemudian dibunuh
seperti Kolonel Soetarto dan dr.
Muwardi.
Pasukan-pasukan yang menentang re-ra karena hasutan PKI
kemudian melakukan serangan-serangan
terbuka, terutama setelah TLRI dan Pesindo bergabung didalamnya, pada tanggal
18 September 1948 mereka kemudian melakukan serangan kepada TNI, yang pada
waktu itu Fokus perhatian TNI sedang berada di Solo[3][3]. PKI dibawah pimpinan Sumarsono dan Kolonel
Djokosujono melakukan perebutan kekuasaan di Madiun dan memproklamirkan
berdirinya “Soviet Republik Indonesia”.Pada tanggal 19 September 1948 Muso
membentuk Front Nasional, yang mengakibatkan pasukan TNI terdesak dan kemudian
menyingkir keluar dari Madiun. Dalam hal ini tentunya apa yang telah PKI
lakukan menyalahi Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, dan
dengan singkat pemberontakan PKI Madiun yang dipimpin oleh Muso ini telah menguasai
beberapa sektor penting seperti Kantor-kantor pemerintahan, Markas Teritorial
Komando Madiun, Kantor Pos dan Staf Pertahanan Djawa Timur (SPDT), dalam
aksinya mereka dengan membabi buta, penyiksaan dan pembunuhan diluar batas
kemanusiaan, mereka membantai habis orang-orang baik dari golongan pemerintah
maupun rakyat biasa yang menolak dan kontra dengan PKI. Kolonel Djokosujono kemudian diangkat menjadi
“Gubernur Militer”, dan dengan singkat PKI menguasai Madiun, Kabupaten
Purwodadi, dan Kecamatan Cepu.
Setelah peristiwa ini pemerintah RI kemudian melakukan perundingan
dan pidato yang isinya mempersilahkan rakyat untuk memilih, antara Muso dengan
rencana pembentukan Soviet Indonesia-PKI ataukah memilih Soekarno-Hatta sebagai
pemimpin RI yang sah pada waktu itu, dan rakyat kemudian memilih
Soekarno-Hatta, pemerintah kemudian mengambil langkah sigap dengan mengerahkan
pasukan TNI untuk menumpas PKI dan seluruh antek-anteknya, baik yang berada di
wilayah territorial maupun yang diwilayah pedalaman yang terlibat dengan
PKI.
Selayang Pandang Tentang PKI
Seorang aktivis politik yang
berhaluan Marxis berkebangsaan Belanda bernama H.J.F.M. Sneevliet tiba di
Hindia Belanda dari negeri Belanda.Merupakan sebelumnya pemimpin organisasi
buruh angkutan dan anggota Sociaal
Democratische Arbeiders Partij (SDAP). Awal masuk di Indonesia ia bekerja
sebagai anggota Staf Redaksi Warta Perdagangan Soerabajasche Handelsblad, Sebuah surat kabar millik sindikat
perusahaan gula di Jawa Timur. Di semarang terdapat organisasi buruh kereta
api, Vereniging van Spoor en Tramsweg
Personeel (VSTP) dan ia menjadi sekertaris pada Semarangsche Handels Vereniging, menggantikan pejabat lama D.M.G.
Koch. Sneevliet berhasil menamnakan pengarauh kedalam organisasi VSTP tersebut
dan membawa VSTP kearah aktivitas aktivitas yang radikalatau setidak tidaknya
menjadikan VSTP sebagai media penyebarluasan Marxisme di Hindia Belanda, antara
lain melalui surat kabar VSTP, De
Volharding (Keyakinan).
Pada tahun 1917 golongan komunis
berhasil melaksanakan revolusi di Rusia.Peristiwa ini kemudia dimanfaatkan
secara maksimal oleh Sneevliet yang dengan terang-terangan menyerukan agar
penganut Marxisme di Indonesia mengikuti Rusia.Selain menyusupi SI, ISDV secara
rahasia juga mengadakan penyusupan ke semua lapisan masyarakat Indonesia,
termasuk kepergerakan kaum buruh dan bahkan dikalangan tentara Belanda.Aktivis
ISDV yang juga menamakan dirinya kaum merah, memperalat serdadu-serdadu dan
pelaut-pelaut untuk berdemokrasi melawan polisi. Demikian juga surat kaabr
ISDVmemuat hasutan hasutan, agar dikobarkan pemberontakan dan dikibarkan
bendera merah. ISDV mendorong pula tokoh-tokoh nasionalis dan organisasi
seperti Boedi Utomo, Insulide dan SI untuk menuntut pemerintahan Hindia Belanda
menggantikan Volksraad dengan parlemen rakyat. Hal ini membuat pemerintahan
Hindia Belanda kemudian mengambil tindakan tegas dengan jalan mengusir
Sneevliet dari Hindia Belanda pada tahun 1918, kemudian menyusul Brandsteder
pada tahun 1919, Bears pada tahun 1921, dan sisa-sisa kelompok radikal lainnya
pada tahun 1923.
Setelah PKI merasa bahwa pengaruhnya didalam tubuh SI cukup
besar, maka PKI mulai memanfaatkan pengaruhnya untuk mengeerakan massa rakyat,
dengan mengunakan bendera SI Belanda. Hal ini yang memang merupakan salah satu
tujuan perjuangan SI untuk mengusir penjajah Belanda, sedangkan tujuan
perjuangan PKI adalah mewujudkan masyarakat komunis di Indonesia. Upaya PKI
tersebut berhasil mencetuskan pergolakan rakyat di
beberapa tempat, yaitu pada tanggal 12-14 November 1926 di Karesidenan Jakarta,
tanggal 12-18 November 1926 di Priangan, tanggal 17-23 November 1926 di
Surakarta, tanggal 12 November – 15 Desember 1926 di Kediri, dan tanggal 1 Januari
– akhir Februari 1927 di Silukang, Sumatra Barat.
Sejak gagalnya pergolakan rakyat melawan pemerintahan Hindia
Belanda dalam tahun 1926-1927, kegiatan PKI tidak muncul kembali.Demikian pula
setelah pecahnya perang dunia kedua dalam tahun 1939 di Eropa dan dalam tahun
1941 di Asia Timur, serta di dudukinya Indonesia oleh pasukan Jepang.Menurut
Pandangan gerakan komunisme internasional, dalam perang dunia ini yang
berhadapan adalah musuh musuh komunisme, yaitu kubu kapitalisme Eropa
Barat-Amerika Serikatberhadapan dengan kubu Naziisme-fasisme Jerman, Italia dan
Jepang.Dalam taraf awal, Uni Soviet sebagai “tanah air sosialisme” mengambil
sikap netral dan mengadakan perjanjian tidak saling menyerang dengan Jerman
Nazi.Namun dalam tahun 1940 jerman nazi justru menyerang Uni soviet, yang
secara militer tidak siap menghadapi serangan ini. Uni soviet menerima bantuan
militer dalam jumlah besar dari Amerika Serikat dalam rangka program “Lend
Lease”.
Aktivitas aktivitas PKI mulai muncul sejak tahun 1947,
ketika komunisme internasional kembali kepada doktrin Zhdanov dan sesuai dengan
garis tersebut PKI menentang semua langkah lagkah diplomatic RI dengan Belanda.
Demikian dalm tahun tahun sulit menjelang Proklamasi Kemerdekaan dan selama
perang kemerdekaan, baik gerakan komunisme Internasional maupun PKI di
Indonesia tidak pernah mempunyai sikap yang menguntungkan Republik Indonesia.
Dalam tahun 1948, gerakan komunisme internasional ini bahkan mendatangkan muso
dan suripno yang kemudian melakukan pemberontakan di daerah Madiun pada tahun
1948.
Pada peristiwa
pemberontakan madiun terjadi pertentangan pertentangan antara partai golongan
“Murba” (antara lain anggotanya GRR dan barisan Banteng) dengan partai-partai
dari golongan FDR (Front Demokrasi Rakyat terdiri dari PKI, partai buruh,
Pesindo dan lain-lain). Keduanya menamakan diri sebagai partai kiri anti
imperialis.Pertentangannya antara lain soal pro dan anti Linggarjati.Selain itu
juga pertentangan antara pimpinannya.
AKHIR PEMBERONTAKAN PKI
Saat jatuhnya madiun maka ini berarati jatuhnya ideology
terhadap adanya pemeberontakan yang dilakukan oleh musu yang ada dimadiun bahwa
suadah bebas dari pemberontakan pki. Bahawa kita ketahui pemberontakan ini
sangat luar biasa dalam perlakauan terhadap ideologin yang dibuat oleh pki maka
banyak hal yang dalam perlakuaknnya terhadap rayata dan para pemberontakan
buruh.
Madiun yang
jatuh dan selangkah
demi selangkah pasukan oleh pasukan pemerintah dan TNI banayak nya
pasukan yang mudur dari para pki sendri yang lari kepelosok-pelosok desa karena
sangat takaut terhapap para pasukan yang ada pada tentara pemereintah yang di
suruh mengahancurkan mereka sehingga pasukan pki pimpinnan muso` melakuakn dan
menyerah dengan umumana sebagai berikut. Mereka memeberikan dan mengumumkan
kekalalah yang mereka derita ini adalah lah yang luar biasa terhadap adanaya
sebuah ideology baru yang ada pada masyarakt yang terjadi pada rakyat bahakan
ini sebagai sebauah catatan nasionala yang memilukkan kepada yang ada pada pemberontakan
yang terjadi di madiun sendiri. Karena melihat teman-temanya di bantai mereka
meraa kasihan karena adanya hal m,emilukan pada diri mereka oleh kareba itu
mereka memnyerah dan memenusi snyarat yang kan dimpuni sehingga mereka dapat
lolos dana hidup mereka kan selamata. Syarat yang diajukan sebagai berikut:
1. Menghadap kepada komandan pasukan tentara RI yang terdekat
dengan membawa bendera merah
putih; senjata tidak terhunus, senapan dan lain-lain senjata agar ditujukan ke
bawah.
2. Jika lebih dari
satu orang, harus
dalam formasi militer
dengan salah satu
yang tertinggi pangkatnya atau tertua menjadi
penanggungjawab.
3. Senjata-senjata yang dibawa harus diserahkan ke-pada
komandan tersebut.
4. Senjata yang disembunyikan
atau yang diketahui disembunyikan harus diberitahukan
tempatnya.
5. Kepada masing-masing
komandan seksi ke
atas yang berada di bawah pimpinan kami;
a. Yang menyerah
menurut syarat-syarat ini dijamin
jiwanya dan segera teruskan kepada kami.
b. Yang tidak
memenuhi syarat-syarat ini kejar terus dan perlakukan menurut perintah order
harian kami yang sudah-sudah.
c. Yang mengkhianati
syarat-syarat ini, yaitu menggunakan syarat-syarat
tersebut sebagai akal menyerang
supaya dibinasakan.
No comments:
Post a Comment