ARTIKEL BANGUNANCANDI BOROBUDUR
Dibangun pada abad ke-9 M atau 824 M (746 Saka), oleh Raja Smaratungga dari Dinasti Syailendra. Borobudur terletak di Muntilan yang dikelilingi Bukit Menoreh, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, dan Gunung Sumbing. Borobudur berasal dari kata boro yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti candi, biara, atau asrama dan budur yang berarti atas. Jadi, borobudur berarti candi, istana, atau biara di atas bukit.
Candi
Borobudur memiliki sepuluh tingkat dengan stupa induk setinggi 7 m dengan garis
tengah 9,9 m. Bangunan Candi Borobudur terbengkalai seiring dengan runtuhnya
Kerajaan Mataram Hindu dan gempa bumi. Letusan gunung berapi juga turut
meruntuhkan sebagian bangunan candi. Pada tahun 1814, H.C. Cornelius bersama
penduduk membersihkan lokasi candi. Dan baru pada tahun 1835 bentuk
candi terlihat seluruhnya. Pemugaran Candi Borobudur pertama kali dilakukan tahun 1907 – 1911 berkat bantuan Th. Van Erp, dan berhasil menyelamatkan Candi Borobudur. Pemugaran kedua dilakukan
candi terlihat seluruhnya. Pemugaran Candi Borobudur pertama kali dilakukan tahun 1907 – 1911 berkat bantuan Th. Van Erp, dan berhasil menyelamatkan Candi Borobudur. Pemugaran kedua dilakukan
pemerintah Indonesia dengan bantuan UNESCO. Pemugaran Candi Borobudur selesai pada tahun 1982. Candi Borobudur mempunyai 505 arca Buddha dan pada bagian dinding candi terdapat pahatan atau disebut relief. Relief-relief itu menggambarkan berbagai cerita, antara lain sebagai berikut.
1)
Karmawibhangga
berisi berlakunya hukum karma (sebab akibat), di mana setiap perbuatan baik dan
buruk akan membawa akibat bagi pelakunya.
2)
2) Lalita vistara yang menceritakan tentang kehidupan sang Buddha dari lahir sampai mendapat bodhi (wahyu) tentang hidup sejati.
2) Lalita vistara yang menceritakan tentang kehidupan sang Buddha dari lahir sampai mendapat bodhi (wahyu) tentang hidup sejati.
3)
3) Awadana dan Jataka yang menggambarkan kehidupan sang Buddha di masa lalu (Awadana) dan kepahlawanan orang-orang suci (Jataka).
3) Awadana dan Jataka yang menggambarkan kehidupan sang Buddha di masa lalu (Awadana) dan kepahlawanan orang-orang suci (Jataka).
Candi Prambanan disebut juga Candi Roro Jonggrang. Candi Prambanan dibangun pada masa pemerintahan Raja Balitung pada abad ke-9 sebagai simbol Kerajaan Mataram Hindu. Pembangunan Candi Prambanan selesai pada masa pemerintahan Raja Daksa. Candi Prambanan terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DI Jogjakarta. Candi Prambanan menjadi tempat wisata budaya yang menarik karena di sekitar candi dibangun Taman Wisata dan panggung pentas Sendratari Ramayana.
Candi Prambanan mempunyai tiga pelataran persegi, yaitu bawah, tengah, dan atas. Pada masing-masing pelataran berderet candi-candi kecil. Dalam kompleks Candi Prambanan juga terdapat tujuh buah candi besar, yaitu sebagai berikut.
1) Candi Brahma
Terletak di sebelah selatan Candi Syiwa dan berukuran lebih kecil. Di dalam Candi Brahma terdapat patung Brahma yang mempunyai empat kepala. Dewa Brahma merupakan dewa pencipta alam semesta.
Pada dinding Candi Brahma terdapat relief yang berisi kelanjutan cerita Ramayana di candi induk.
2)
Candi Syiwa
Disebut juga Candi Roro Jonggrang dan menjadi candi utama. Candi ini dinamakan Candi Syiwa karena di dalamnya menyimpan patung Syiwa. Masyarakat Jawa memberikan penghormatan yang tinggi kepada Dewa Syiwa karena selain sebagai dewa perusak, Dewa Syiwa juga dapat
menciptakan benda kembali. Pada dinding Candi Syiwa terdapat relief yang menggambarkan tentang cerita Ramayana.
3) Candi Wisnu
Candi Wisnu mempunyai bentuk dan ukuran hampir sama dengan Candi Brahma. Candi Wisnu terletak di sebelah utara Candi Syiwa. Di dalam Candi Wisnu terdapat ruangan berisi patung Wisnu, yang digambarkan sebagai dewa dengan empat tangan yang memegang alat-alat seperti cakra, tiram, dan pemukul. Dewa Wisnu merupakan dewa pemelihara alam semesta. Pada Candi Wisnu juga terdapat relief yang menggambarkan cerita Kresnayana.
4)
Candi
Apit
Diberi nama Candi Apit karena letaknya terapit oleh dua candi yang berderet dan berhadapan. Candi Apit digunakan sebagai tempat semadi bagi pemeluk agama Hindu.
5)
Candi Nandi
Candi Nandi terletak di deretan sebelah timur. Di dalamnya terdapat patung berbentuk seekor sapi jantan besar yang sedang berbaring. Sapi atau nandi tersebut merupakan kendaraan Dewa Syiwa. Di dalam Candi Nandi juga terdapat patung Dewa Surya (matahari) dan Dewa Candra (bulan).
6) Candi Angsa
Candi Angsa berhadapan dengan Candi Brahma. Candi ini berfungsi sebagai kandang binatang yang menjadi kendaraan Dewa Brahma, binatang tersebut adalah angsa.
7) Candi Garuda
Garuda merupakan kendaraan Dewa Wisnu. Candi Garuda terletak di sebelah utara Candi Nandi. Di bagian bawah lantai Candi Garuda terdapat sumur yang berisi tulang manusia bercampur tanah.
Terdapat di daerah Padan Balok, Gunung Tua, di Provinsi Sumatra Utara. Candi Portibi merupakan peninggalan Kerajaan Panai tahun 1039. Candi ini dibangun oleh para brahmana Indonesia yang berlayar bersama para pedagang-pedagang untuk menyebarkan agama Hindu di Sumatra Utara.
Dibangun pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa, sekitar abad ke-9 – 10 M. Candi Muara Takus dibangun sebagai tempat pemujaan penganut agama Buddha. Pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa diceritakan bahwa Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya.
PETA JALUR
MASUK NYA AGAMA HINDU DAN BUDHA DI INDONESIA
Proses Masuknya Agama
Hindu dan Budha ke Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan
letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan
Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah
persimpangan lalu lintas perdagangan dunia. Untuk lebih jelasnya, silahkan
amati gambar peta jaringan perdagangan laut Asia Tenggara yang di atas.
Awal abad Masehi, jalur perdagangan
tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi beralih kejalur laut,
sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat
Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut.
Akibat hubungan dagang tersebut,
maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan India, dan Indonesia
dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India
ataupun budaya Cina ke Indonesia.
Mengenai siapa yang membawa atau
menyebarkan agama Hindu - Budha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara
pasti, walaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya
agama Hindu - Budha atau kebudayaan India ke Indonesia.
Untuk penyiaran Agama Hindu ke Indonesia, terdapat beberapa pendapat/hipotesa yaitu antara lain:
Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang
membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit,
karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit
yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga
mendirikan kerajaan di Indonesia.
Hipotesis Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
No comments:
Post a Comment