KITAB – KITAB ALLAH
Kitab Allāh (Arab: كتاب الله, Kitabullāh) adalah catatan-catatan yang difirmankan oleh Allah kepada para nabi dan rasul. Umat Islam diwajibkan meyakininya, karena mempercayai kitab-kitab selain Al Qur'an sesuai dengan salah satu Rukun Iman. Jumlah kitab yang telah diturunkan sebanyak 104 kitab suci.[1]
Tulisan-tulisan firman Allah (Kitab
Allah) zaman dahulu dibuat menjadi 2 jenis, yaitu bisa berupa shuhuf dan mushaf. Kata
Suhuf pula terdapat di surah al A'laa
“
|
(yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan
Musa.
|
|
—(al
A'laa 87:19)
|
Kedua kalimat itu berasal dari akar
kalimat yang sama yaitu, "sahafa" (menulis). Shuhuf (Arab:صحيفة tunggal: sahifa) berarti
sepenggal kalimat yang ditulis dalam material seperti kertas, kulit, papirus
dan media lain. Sedangkan mushaf (Arab:مصحف jamak: masahif) berarti
kumpulan-kumpulan shuhuf, yang dibundel menjadi satu, seperti 2 sampul
dalam satu isi.[2]
Dalam sejarah penulisan dari teks
Qur'an, suhuf terdiri dari beberapa lembaran yang pada akhirnya Qur'an
dikumpulkan pada masa Abu Bakar. Dalam suhuf tersebut susunan tiap ayat di dalam surah
telah tepat, tetapi lembaran-lembaran yang ada belumlah tersusun dengan rapi,
tidak dibundel menjadi satu isi.
Kalimat mushaf pada saat ini
memiliki arti lembaran-lembaran yang dikumpulkan di dalam Qur'an yang telah
dikoleksikan pada masa Utsman bin Affan. Pada saat itu, tiap ayat di dalam surah telah disusun
dengan rapi. Saat ini umat Islam juga menyebut setiap duplikat Qur'an, yang
mana memiliki keteraturan tiap ayat dan surah disebut mushaf.
Shuhuf
Beberapa nabi yang dikatakan
memiliki shuhuf adalah:
- Adam - 10 shuhuf
- Syits - 60 shuhuf, (pendapat lain mengatakan 50 shuhuf)[1]
- Khanukh - 30 shuhuf
- Ibrahim - 30 shuhuf (10 shuhuf)[1]
- Musa - 10 shuhuf
Untuk shuhuf Ibrahim dan Musa
tercantum di dalam firman Tuhan, surah Al A'la dan An Najm, yang berbunyi;
“
|
Sesungguhnya beruntunglah orang
yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu
dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.
Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini
benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab
Ibrahim dan Musa.
|
”
|
—(Al
A’la : 14-19)
|
“
|
Ataukah belum diberitakan
kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan lembaran-lembaran
Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?
|
”
|
—(An
Najm : 36-37)
|
Mushaf
Beberapa suhuf yang telah dicatat
dari firman Allah kemudian dijadikan satu yang memiliki nama bermacam-macam,
yang telah diberikan kepada para rasul-Nya. Di antaranya adalah:
Taurat
(Torah)
Taurat adalah tulisan berbahasa Ibrani,
berisikan syariat (hukum) dan kepercayaan yang benar dan diturunkan melalui
Musa. Isi pokok Taurat adalah 10 firman Allah bagi bangsa Israel. Selain itu, Taurat berisikan tentang sejarah nabi-nabi
terdahulu hingga Musa dan kumpulan hukum.
“
|
(Tuhan Allah) telah menurunkan
kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang terdahulu dari
padanya, lagi menurunkan Taurat dan Injil.
|
”
|
—(Ali
Imran: 3)
|
Zabur
(Mazmur)
Zabur berisi mazmur (nyanyian pujian
bagi Allah) yang dibawakan melalui Daud yang berbahasa Qibti. Kitab
ini tidak mengandung syariat, karena Daud diperintahkan untuk meneruskan
syariat yang telah dibawa oleh Musa.
“
|
Dan kami telah memberi kitab zabur
kepada Nabi Dawud.
|
”
|
—(An-Nisa;
163)
|
Injil
Injil
pertama kali ditulis menggunakan bahasa Suryani melalui murid-murid Isa untuk bangsa Israel sebagai
penggenap ajaran Musa. Kata Injil sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu euangelion
yang berarti "kabar gembira". Injil-injil tidak mempunyai pembahasan
sistematis mengenai satu tema atau tema-tema tertentu,[3] meskipun di dalamnya banyak
membahas hal kerajaan Surga. Injil yang ada saat ini mengandung firman Allah dan
riwayat Isa, yang semuanya ditulis oleh generasi setelah Isa.
“
|
Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi
nabi Bani Israil) dengan 'Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang
sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil
sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk
serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
|
”
|
—(Al-Maa`idah
5:46)
|
Al-Qur`an
Artikel utama untuk bagian ini
adalah: Al-Qur'an
Al-Qur`an merupakan kumpulan firman
yang diberikan Allah sebagai satu kesatuan kitab sebagai pedoman hidup bagi
seluruh umat muslim. Menurut syariat Islam, kitab ini dinyatakan sebagai kitab
yang tidak ada keraguan di dalamnya, selalu terjaga dari kesalahan, dan merupakan
tuntunan membentuk ketaqwaan manusia.
“
|
Pada bulan Ramadan yang di
dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.
|
”
|
—(Al-Baqarah:
185)
|
Tampilan Al-Qur`an dianggap unik,
karena berupa prosa berirama, puisi epik, dan simfoni dalam keterpaduan teks
yang indah. Isi Al-Qur`an juga dianggap unik, berupa paduan filsafat semesta,
catatan sejarah, peringatan-peringatan dan hiburan, dasar-dasar hukum, serta
doa-doa.
Bagi umat Islam, tidak disyariatkan
untuk mempelajari isi Taurat, Zabur, dan Injil yang ada saat ini, karena
menurut ajaran Islam, dianggap telah mengandung berbagai tafsiran yang tidak
benar[4] dan karena isi kesemua kitab yang
masih diperlukan, telah dimasukkan ke dalam kitab Al-Qur`an. Namun tidak
diperlukan juga upaya untuk menyerang atau menyalah-nyalahkan isi Taurat,
Zabur, atau Injil, karena terdapat ayat-ayat Allah di dalamnya.
Penjelasan
di dalam al-Qur`an
Dalam firman Allah ayat Al Imraan 3
ayat 4:
“
|
Sebelum (Al Quran), menjadi
petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan.[5] Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat
Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai
balasan (siksa).
|
”
|
—(Al
Imran 3:4)
|
Kemudian An Nissa 4 ayat 136 dan
163:
“
|
Wahai orang-orang yang beriman,
tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah
turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya.
|
”
|
—(An
Nissa 4:136)
|
“
|
Sesungguhnya Kami telah memberikan
wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan
nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada
Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun
dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
|
”
|
—(An
Nissa 4:163)
|
Semua
kitab turun pada bulan Ramadan
Menurut sumber berdasarkan hadits
shahih dari Imam Ahmad, kesemua kitab-kitab suci tersebut turun pada bulan Ramadan,
shuhuf Ibrahim turun pada awal malam pertama bulan Ramadan, Taurat turun pada
hari keenam bulan Ramadan dan Injil pada hari ketiga belas dari Ramadan.[6]
Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadan berdasarkan pada salah satu surah di
dalam Al Qur'an yang berbunyi,
“
|
Bulan Ramadan yang diturunkan di
dalamnya Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan atas
petunjuk itu, serta pemisah antara haq dan batil.
|
”
|
—(Al
Baqarah 2:185)
|
Ibnu Katsir mengatakan bahwa Allah menyanjung bulan Ramadan diatas
bulan-bulan yang lain, yaitu dengan memilihnya sebagai bulan dimana kesemua
kitab-kitab suci diturunkan di dalamnya.
Janji
Allah terhadap orang beriman
Menurut keyakinan ajaran Islam,
Allah akan melimpahkan rahmat-Nya dari langit dengan menurunkan hujan dan
menimbulkan rahmat-Nya dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang
buahnya melimpah ruah, kepada orang yang jujur, lurus dan tidak menyimpang dari
kebenaran. Sebagai contoh dalam ayat:
“
|
Dan sekiranya mereka
sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan
kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas
dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang pertengahan.
Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.
|
”
|
—(Al
Maidah 66:5)
|
Hubungan
Al-Qur'an dengan kitab terdahulu
Artikel utama untuk bagian ini
adalah: Hubungan Al Qur'an dengan kitab lain
Semua muslim meyakini bahwa adanya
wahyu progresif, bahwa wahyu Tuhan berkembang dengan seiring berjalannya waktu
dan perbedaan kelompok dari masyarakat. Didalam Al Quran membenarkan tentang
adanya larangan bekerja di hari Sabbath dalam Taurat, tetapi
Al Quran membolehkan bekerja dan mengesampingkan hal tersebut.
Pada awal tahun kenabian Muhammad,
sebuah wahyu diberitakan kepadanya,
“
|
Katakanlah: Hai Ahli Kitab, kamu
tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran
Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu...
|
”
|
—(Al
Maidah 5:68)
|
Kalimat ini diyakini oleh pemeluk
agama Islam bahwa konversi agama lama menjadi agama Islam akan dimulai dengan
segala ketulusan hati mengikuti firman dari kita-kitab suci sebelum Al Quran.
Semoga Bermanfaat.
No comments:
Post a Comment