BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Gas mulia adalah gas yang mempunyai sifat lengai, tidak
reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia banyak digunakan
dalam sektor perindustrian. Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang
unsur-unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh, sehingga menjadi golongan
yang paling stabil dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsurnya adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar(Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon),
dan Rn (Radon) yang bersifat radioaktif. Karena sifat
stabilnya, unsur-unsur Gas Mulia ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik.
Konfigurasi elektron unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2np6, kecuali He 1s2.
Gas
Mulia pertama ditemukan pada tanggal 18 Agustus 1868 oleh Pierre Janssen dan
Joseph Horman Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari total mereka
menemukan sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Mereka menyakini bahwa
itu adalah lapisan gas yang belum diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya
Helium.
Di tahun 1898, Huge Erdmann
mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas) dari bahasa Jerman Edelgas untuk
menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia yang sangat rendah. Nama Noble dianalogikan
dari Noble Metal (Logam Mulia), emas, yang dihubungkan dengan
kekayaan dan kemuliaan.
Di abad ke-18, H. Cavendish menemukan komponen yang inert
di udara. Ditahun 1868, suatu garis di spektrum
sinar matahari yang tidak dapat diidentifikasi ditemukan dan disarankan garis
tersebut disebabkan oleh unsur baru, helium. Berdasarkan fakta ini, di akhir
abad ke-19 keberadaan unsur-unsur Gas Mulia pertama kali ditemukan oleh Sir
William Ramsey. Beliau adalah ilmuwan pertama yang berhasil mengisolasi gas
Neon, Argon, Kripton, dan Xenon dari atmosfer. Beliau juga menemukan suatu gas
yang diisolasi dari peluruhan mineral Uranium, yang mempunyai spektrum sama
seperti unsur di matahari, yang disebut Helium. Helium terdapat dalam mineral
radioaktif dan tercatat sebagai salah satu gas alam di Amerika Serikat. Gas
Helium diperoleh dari peluruhan isotop Uranium dan Thorium yang memancarkan
partikel α. Gas Radon, yang semua isotopnya radioaktif dengan waktu
paruh pendek, juga diperoleh dari rangkaian peluruhan Uranium dan Thorium.
Hadiah Nobel dianugerahkan pada Ramsay tahun 1904 atas keberhasilannya
ini. Gas mulia ditemukan di dekat
golongan halogen dalam tabel periodik. Karena unsur gas mulia memiliki
konfigurasi elektron yang penuh, unsur-unsur tersebut tidak reaktif dan senyawanya
tidak dikenal. Akibatnya gas-gas ini dikenal dengan gas inert. Namun,
setelah penemuan senyawa gas-gas ini, lebih tepat untuk menyebutnya
dengan unsur gas mulia, seperti yang digunakan di sini. Walaupun
kelimpahan helium di alam dekat dengan kelimpahan hidrogen, helium sangat
jarang dijumpai di bumi karena lebih ringan dari udara. Helium berasal dari
reaksi inti di matahari dan telindung di
bawah kerak bumi.
Gas
mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk
monoatomik karena sifat stabilnya. Unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia
yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn).
Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi. Dalam udara kering
maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut :
Helium = 0,00052 %
Neon = 0,00182 %
Argon = 0,934 %
Kripton = 0,00011 %
Xenon = 0,000008
Radon = Radioaktif*
Neon = 0,00182 %
Argon = 0,934 %
Kripton = 0,00011 %
Xenon = 0,000008
Radon = Radioaktif*
Gas Mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat
di luar atmosfer. Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium
dan thorium. Semua unsur - unsur gas mulia terdiri dari atom -atom yang berdiri
sendiri. Unsur gas mulia yang terbanyak di alam semesta adalah Helium (banyak
terdapat di bintang) yang merupakan bahan
bakar dari matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan
sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon
bersifat radioaktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut
juga sebagai gas jarang.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian gas mulia ?
2. Bagaimana
sejarah gas mulia ?
3. Bagaimana
sifat-sifat gas mulia ?
4. Bagaimana
reaksi-reaksi gas mulia ?
5. Bagaimana
proses pembuatan gas mulia ?
6. Apa
penggunaan dari gas mulia ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gas Mulia
Gas
mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk
monoatomik karena sifat stabilnya, mempunyai sifat lengai, tidak reaktif,
dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia juga merupakan golongan
kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh, sehingga
menjadi golongan yang paling stabil dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsurnya
adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon),
dan Rn (Radon) yang bersifat radioaktif. Konfigurasi elektron
unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2, np6, kecuali He 1s2.
Gas
Mulia yang sejati adalah unsur monoatomik. Disebut mulia karena unsur-unsur ini
sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi
dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia.
Menurut Lewis,
kestabilan gas mulia tersebut disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi
penuh, yaitu konfigurasioktet (duplet untuk Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh
energi ionisasinya yang sangat besar, dan afinitas elektronnya yang sangat rendah.
Berikut
ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia yang diambil dari bahasa
Yunani, yaitu:
1) Helium
à ήλιος (ílios or helios) = Matahari
2) Neon
à νέος (néos) = Baru
3) Argon
à αργός (argós) = Malas
4) Kripton
à κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi
5) Xenon
à ξένος (xénos) = Asing
6) Radon
(pengecualian) diambil dari Radium
2.2 Sejarah Gas Mulia
-SEJARAH GAS MULIA
Ketika sedang meneliti gerhana matahari total, mereka
menemukan sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Mereka menyakini bahwa
itu adalah lapisan gas yang belum diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya
Helium. Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay
mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah
diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida dipisahkan.
Ternyata dari hasil pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang tidak
reaktif (inert). Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga
dinamakan argon (dari bahasa Yunani argos yang berarti malas). Empat tahun
kemudian Ramsay menemukan unsur baru lagi, yaitu dari hasil pemanasan mineral
kleverit. Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang merupakan spektrum
gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu dalam
spektrum matahari.
Pada
saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam golongan
unsur-unsur yang sudah oleh Mendeleyev karena memiliki sifat berbeda. Kemudian
Ramsey mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu golongan
tersendiri, yaitu terletak antara golongan halogen dan golongan alkali. Untuk
melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut. Ramsey terus melakukan
penelitian dan akhirnya dengan mempelajari sifat-sifatnya, ia dapat menunjukkan
bahwa gas-gas tersebut adalah unsur – unsur baru. yang sekarang dikenal
sebagai unsur He, Ne, Ar, Kr, serta Xe (dari hasil destilasi udara cair).
Kemudian unsur yang ditemukan lagi adalah radon yang bersifat radioaktif.
Karena penemuaanya inilah, Ramsay memperoleh Hadiah Nobel pada tahun 1904. Pada
masa itu, golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur yang tidak bereaksi
dengan unsur-unsur lain (inert) dan dibri nama golongan unsur gas mulia atau
golongan nol. (purwoko.2009)
Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun
1785. Cavendish menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/2000
bagian) sama sekali tidak berreaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.
Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay
berhasil memisahkan salah satu unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal
sebagai gas mulia) berdasarkan data spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat
tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi nama argon.
Dan
pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal dari
penemuan Janssen pada tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen menemukan
spektrum Helium dari sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium sendiri
merupakan saran dari Lockyer dan Frankland.
Lalu
pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon
serta Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara
cair hampir menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan
udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.
Pada
tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai
pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya
sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon
adalah zat yang paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri
baru dikenal pada tahun 1923.
Pembuatan unsur gas mulia sendiri
baru ditemukan pada tahun 1962. Pembuatan unsur tersebut diawali oleh seorang
ahli kimia yang berasal dari Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil Bartlett barhasil
membuat senyawa xenon yaitu XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan berbagai
gas mulia lain yang berhasil di buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut
zat-zat telah berganti. Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti
menjadi gas mulia yang berarti stabil atau sukar bereaksi.
2.3 Sifat-Sifat Gas Mulia
Sifat-Sifat Umum :
1. Tidak
Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air
2. Mempunyai
elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron valensinya 2
3. Molekul-molekulnya
terdiri atas satu atom (monoatom).
Gas
mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat
di atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya
bertambah seiring bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya
berkurang.
Berikut
merupakan beberapa sifat dari gas mulia.
Tabel 1. Sifat-sifat Gas Mulia
Helium
|
Neon
|
Argon
|
Kripton
|
Xenon
|
Radon
|
|
Nomor atom
|
2
|
10
|
18
|
32
|
54
|
86
|
Elektron valensi
|
2
|
8
|
8
|
8
|
8
|
8
|
Jari-jari atom(Ǻ)
|
0,50
|
0,65
|
0,95
|
1,10
|
1,30
|
1,45
|
Massa atom (gram/mol)
|
4,0026
|
20,1797
|
39,348
|
83,8
|
131,29
|
222
|
Massa jenis (kg/m3)
|
0.1785
|
0,9
|
1,784
|
3,75
|
5,9
|
9,73
|
Titik didih (0C)
|
-268,8
|
-245,8
|
-185,7
|
-153
|
-108
|
-62
|
Titikleleh (0C)
|
-272,2
|
-248,4
|
189,1
|
-157
|
-112
|
-71
|
Bilangan oksidasi
|
0
|
0
|
0
|
0;2
|
0;2;4;6
|
0;4
|
Keelekronegatifan
|
-
|
-
|
-
|
3,1
|
2,4
|
2,1
|
Entalpi peleburan (kJ/mol)
|
*
|
0,332
|
1,19
|
1,64
|
2,30
|
2,89
|
Entalpi penguapan (kJ/mol)
|
0,0845
|
1,73
|
6,45
|
9,03
|
12,64
|
16,4
|
Afinitas elektron (kJ/mol)
|
21
|
29
|
35
|
39
|
41
|
41
|
Energi ionisasi (kJ/mol)
|
2640
|
2080
|
1520
|
1350
|
1170
|
1040
|
Gas
mulia memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat rendah, oleh karena itu
di alam gas mulia berwujud gas. Gas mulia tidak berbau, tidak berwarna dan
tidak berasa.
Berdasarkan
jari-jari atom, gas mulia seharusnya Paling reaktif menangkap elektron. Namun,
pada kenyataannya golongan gas mulia sangat sulit bereaksi. Di alam unsur ini
kebanyakan ditemukan sebagai gas monoatomik. Hal ini dikarenakan konfigurasi
elektronnya yang memenuhi kulit terluar sehingga menjadi stabil.
Kereaktifan
gas mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya nomor atom. Bertambahnya
nomor atom akan menambah jari-jari atom pula. Hal ini mengakibatkan gaya tarik
inti atom terhadap elektron terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan
diri dan ditangkap zat lain. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah
dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan kripton, sedangkan helium,
neon, dan argon masih sangat stabil.
Menurut
percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas mulia hanya dapat
bereaksi dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F). Senyawa gas mulia yang
ditemukan pertama kali adalah XePtF6.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa:
a. Jari-jari
atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi electron
b. Energi
Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap
elektron terluar semakin lemah
c. Afinitas
Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol
d. Titik
didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom
e. Titik
lebur unsur-unsur Gas Mulia mengikuti sifat titik didih.
Kestabilan
unsur-unsur golongan gas mulia dan semakin besarnya harga energi ionisasi suatu
atom menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion (terionisasi),
artinya sukar untuk melepas elektron agar berubah jadi ion positif.
Selain itu makin besar ukuran sebuah atom, makin mudah melepas elektron kulit
terluarnya, karena jaraknya makin jauh dari intinya yang bermuatan positif.
Kereaktifan
gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas
mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari
atom yang mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron kulit
terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan diri dan ditarik oleh atom
lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki
konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas
mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan
berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke
atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat
elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen. Sampai saat ini, senyawa gas
mulia yang sudah dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan kripton,
sedangkan helium, neon, dan argon masih sangat stabil.
Titik
didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar
(250C atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas.
Karena kestabilan unsur-unsur gas mulia, maka di alam berada dalam bentukmonoatomik. Titik
leleh dan titik didih unsur – unsur gas mulia perbedaannya sangat sedikit
misalnya Neon meleleh pada suhu -2490C dan mendidih pada suhu -2460C karena
gaya tarik atom – atom gas mulia sangat kecil.
Adapula
hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi
elektronnya. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk
He dan kaidah Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Konfigurasi elektron gas
mulia (kecuali He) berakhir pada ns2 np6.
Konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi elektron yang stabil, sebab semua
elektron pada kulitnya sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak memungkinkan
terbentuknya ikatan kovalen dengan atom lain. Energi ionisasi yang tinggi
menyebabkan gas mulia sukar menjadi ion positif dan berarti sukar membentuk
senyawa secara ionik.
Berikut
adalah konfigurasi elektron gas mulia
Tabel 2. Konfigurasi elektron gas
mulia
Unsur
|
Nomor
Atom
|
Konfigurasi
Elektron
|
He
|
2
|
1s2
|
Ne
|
10
|
[He] 2s2 2p6
|
Ar
|
18
|
[Ne] 3s2 3p6
|
Kr
|
36
|
[Ar] 4s2 3d10 4p6
|
Xe
|
54
|
[Kr] 5s2 4d10 5p6
|
Rn
|
86
|
[Xe] 6s2 5d10 6p6
|
Karena
konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk
penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
contoh
:
Br =
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
menjadi
Br =
[Ar] 4s2 3d10 4p5
Dua
elektron dari He membuat subkulit s menjadi penuh dan unsur-unsur gas mulia
yang lain pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron karena kulit terluarnya
telah penuh maka gas mulia bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi afinitas
elektronnya mendekati nol.
Sifat
Fisis
Gas
mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat
di atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya mulanya
bertambah seiring bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya
berkurang.
Dari
data-data di atas kita bisa lihat bahwa nomor atom, jari-jari atom, massa atom,
massa jenis, titik didih, titik beku, entalpi peleburan dan entalpi penguapan
selalu bertambah dari He ke Rn. Sedangkan energi ionisasi mengalami penurunan
dari He ke Rn. Beberapa dari sifat tersebut mengalami kenaikan karena gaya
london terutama pada entalpi peleburan dan entalpi penguapan. Elektron
valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk
Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Sedangkan untuk He, Ne, Ar tidak memiliki nilai
keelektronegatifan.
Dan
bilangan oksidasi yang di atas adalah bilangan oksidasi yang sudah di ketahui
hingga sekarang.
Sifat
Kimia
Kereaktifan
gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas
mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari
atom menyebabkan daya tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang,
sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah unsur
yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah satbil, hal
ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom
tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat berreaksi,
hingga sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat
berreaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.
1) Helium
Sifat Fisis:
- Fase gas
- Massa jenis (0 °C; 101,325 kPa) 0,1786 g/L
- Titik lebur (pada 2,5 MPa) 0,95 K (-272,2 °C, -458,0 °F)
- Titik didih 4,22 K (-268,93 °C, -452,07 °F)
- Konduktivitas termal (300 K) 151,3 mW/(m·K)
- Struktur kristal heksagonal
- Kapasitas kalor (25 °C) 20,786 J/(mol·K)
Sifat
Kimia:
- Tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun, hampir inert
- Deret kimia gas mulia
- Tidak bisa diubah bentuknya menjadi benda padat hanya dengan menurunkan suhu
- Molekul-molekul gasnya mengembang dengan cepat ketika dipanaskan ke suhu ruangan.
Sumber/ siklus:
- Helium merupakan elemen kedua terbanyak di alam semesta. Helium diproses dari gas alam, karena banyak gas alam yang mengandung gas helium
- Secara spektroskopik helium telah dideteksi keberadaannya di bintang-bintang, terutama di bintang yang panas. Helium juga merupakan komponen penting dalam reaksi proton-proton dan siklus karbon yang memberikan bahan bakar matahari dan bintang-bintang lainnya
- Pemfusian hidrogen menjadi helium menghasilkan energi yang luar biasa dan merupakan proses yang dapat membuat matahari bersinar secara terus-menerus. Kadar helium di udara sekitar 1 dalam 200,000. Walau banyak terdapat dalam berbagai mineral radioaktif sebagai produk-produk radiasi, sebagian besar pasokan helium untuk Amerika Serikat terdapat di sumur-sumur minyak Texas, Oklahoma, dan Kansas. Di luar AS, pabrik ekstraksi helium hanya terdapat di Polandia, Rusia dan di India (data tahun 1984).
2) Neon
Sifat Fisis:
- Fase gas
- Kapasitas kalor (25 °C) 20.786 J/(mol·K)
- Massa jenis (0 °C; 101,325 kPa) 0.9002 g/L
- Titik lebur 24.56 K (-248.59 °C, -415.46 °F)
- Titik didih 27.07 K (-246.08 °C, -410.94 °F)
- Konduktivitas termal (300 K) 49.1 mW/(m·K)
- Struktur kristal kubus berpusat badan
Sifat
Kimia:
- Tidak mudah bereaksi (inert), tak berwarna
- Dapat bersenyawa dengan fluor
- Dalam tabung vakum yang melepaskan muataaan listrik, Neon menyala oranye kemerahan
- Memiliki kemampuan mendinginkan refrigerator 40 kali lipat dari helium cair dan 3 kali lipat lebih dari hidrogen cair
Sumber/
siklus:
Neon
adalah unsur gas mulia yang terdapat atmosfer hingga 1:65000 udara. Neon
diperoleh denganmencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan
penyulingan bertingkat.
3) Argon
Sifat Fisis:
- Fase gas dan tidak berwarna
- Titik lebur 83,80 K, (-189,35 °C, -308,83 °F)
- Titik didih 87,30 K, (-185,85 °C, -302,53 °F)
- Kapasitas kalor (25 °C) 20,786 J/(mol·K)
- Struktur kristal kubus pusat muka
- Konduktivitas thermal (300 K) 17,72 mW/(m·K)
Sifat Kimia:
- Argon larut dalam air, 2.5 kali lipat daripada nitrogen
- Memiliki kelarutan yang sama dengan oksigen
- Merupakan campuran dari 3 isotop
- Bukan gas yang mudah terbakar
- Molekul argon hanya terdiri dari satu atom argon, yaitu Ar
- Mudah larut dalam air
- Tidak berbau dan tidak berasa
- Argon tidak mudah ber-reaksi dengan elemen lain
Sumber:
Argon
dihasilkan dari penyulingan cair karena atmosfer mengandung 0,94% argon.
Atmosfer mars mengandung 1,6 % isotop argon 40 dan sebesar 5 ppm untuk isotop
argon 36.
4) Kripton
Sifat Fisis:
- Warna spektrum hijau dan tanda spectral berwarna jingga
- Kapasitas Kalor : (25 °C), 20,786 J/(mol·K)
- Fase gas
- Titik Lebur : 115,79 K
- Titik Didih : 119,93 K
- Massa Jenis : (0 °C; 101,325 kPa) 3,749 g/L
- Pada temperature yang rendah, krypton dapar berbentuk sebagai cairan atau pada
Sifat Kimia:
- Krypton sebuah gas mulia yang tanpa warna, bau, dan rasa
- Krypton memiliki sifat inert (tidak reaktif) dan stabil
- Saat Krypton bercampur dengan Argon, ketika mengisi gas lampu penghemat energi, Krypton dapat mengurangi voltase dan konsumsi pengeluaran dan menghemat biaya dalam penerangan
Sumber/ Siklus:
Kripton
terdapat di udara dengan kadar 1 ppm. Atmosfer Mars diketahui mengandung
0.3 ppm kripton. Kripton didapat dari hasil destilasi udara cair. Kripton akan
ditemukan terpisah dari gas-gas lain. Krypton juga dapat diperoleh dari
pembelahan uranium.
5) Xenon
Sifat Fisis:
- Fase gas
- Struktur kristal kubus
- Kapasitas Kalor (100 kPa, 25 °C) 20,786 J·mol-1·K-1
- Massa Jenis (0 °C, 101,325 kPa) 5,894 g/L
- Titik Lebur (101,325 kPa) 161,4 K (-111,7 °C, -169,1 °F)
- Titik Didih (101,325 kPa) 165,03 K (-108,12 °C, -162,62 °F)
Sifat Kimia:
- Tidak berwarna
- Tidak berbau
- Tidak beracun
- Sifat oksidatornya yang sangat kuat.
Sumber/ siklus:
Ditemukan
dalam residu yang tersisa setelah menguapkan udara cair. Xenon adalah anggota
gas mulia atau gas inert. Terdapat di atmosfer kita dengan kandungan satu
bagian per dua puluh juta bagian atmosfer. Xenon terdapat dalam atmosfer Mars
dengan kandungan 0.08 ppm. Unsur ini ditemukan dalam bentuk gas, yang dilepaskan
dari mineral mata air tertentu, dan dihasilkan secara komersial dengan
ekstraksi udara cair.
6) Radon
Berasal
dari peluruhan panjang unsur radioaktif uranium dan peluruhan langsung radium.
Rn bersifat radioaktif dan mempunyai umur pendek sehingga setelah terbentuk, Rn
akan kembali meluruh menjadi unsur lainnya.
Rata-rata,
satu bagian radon terdapat dalam 1 x 1021 bagian udara. Pada
suhu biasa, radon tidak berwarna, tetapi ketika didinginkan hingga mencapai
titik bekunya, radon memancarkan fosforesens yang teerang, yang kemudian
menjadi kuning seiring menurunnya suhu. Radon berwarna merah sindur pada suhu
udara cair. Telah dilaporkan bahwa fluor bereaksi dengan radon, membentuk
senyawa fluorida. Radon klathrat juga telah ditemukan.
2.4 Reaksi-Reaksi Gas Mulia
Gas
Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan
yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom lain. Karena
sebenarnya tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1
Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d
jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom
lain.
Sampai dengan tahun 1962, para ahli
masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak bereaksi. Kemudian seorang ahli
kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat persenyawaan yang stabil
antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada
reaksi:
PtF6 + O2 →
(O2)+ (PtF6)-
PtF6 ini bersifat oksidator kuat.
Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165 kJ/mol, harga energi
ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Atas dasar data tersebut, maka untuk
pertama kalinya Bartlet mencoba mereaksikan Xe dengan PtF6 dan ternyata
menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan persamaan reaksi:
Xe + PtF6 → Xe+(PtF6)-
Setelah berhasil membentuk senyawa
XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa gas mulia tidak dapat bereaksi.
Kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian dengan mereaksikan
xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya langsung dengan gas flourin
dan menghasilkan senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6.
Reaksi gas mulia lainnya, yaitu
krypton menghasilkan senyawa KrF2. Radon dapat bereaksi langsung
dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa
KrF2 dan RnF2 bersifat (tidak stabil).
Tabel 3. Beberapa senyawaan Xenon
Tingkat Oksidasi
|
Senyawaan
|
Bentuk
|
Titik Didih (˚C)
|
Struktur
|
Tanda-tanda
|
II
IV
|
XeF2
XeF4
|
Kristal tak berwarna
Kristal tak berwarna
|
129
117
|
Linear
Segi-4
|
Terhidrolisis menjadi Xe + O2;
sangat larut dalam HF
Stabil
|
VI
|
XeF6
Cs2XeF8
XeOF4
XeO3
|
Kristal tak berwarna
Padatan kuning
Cairan tak berwarna
Kristal tak berwarna
|
49,6
-46
|
Oktahedral terdistorsi
Archim. Antiprisma
Piramid segi-4
Piramidal
|
Stabil
Stabil pada 400˚
Stabil
Mudah meledak, higroskopik; stabil
dalam larutan
|
VIII
|
XeO4
XeO6 4-
|
Gas tak berwarna
Garam tak berwarna
|
Tetrahedral
Oktahedral
|
Mudah meledak
Anion- anion HXeO63-,
H2XeO62-, H3XeO6- ada
juga
|
Senyawa
gas mulia He dan Ne sampai saat ini belum dapat dibuat mungkin karena tingkat
kestabilannya yang sangat besar. Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di
bumi. dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai
berikut : Helium = 0,00052 %; Neon = 0,00182 %; Argon = 0,934 %; Kripton =
0,00011 %; Xenon = 0,000008; Radon = Radioaktif*
Berikut
adalah beberapa contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia
Tabel 4. contoh Reaksi dan cara
pereaksian pada gas mulia
Gas
Mulia
|
Reaksi
|
Nama
senyawa yang terbentuk
|
Cara
peraksian
|
Ar(Argon)
|
Ar(s) + HF → HArF
|
Argonhidroflourida
|
Senyawa ini dihasilkan oleh
fotolisis dan matriks Ar padat dan stabil pada suhu rendah
|
Kr(Kripton)
|
Kr(s) + F2 (s) →
KrF2 (s)
|
Kripton flourida
|
Reaksi ini dihasilkan dengan cara
mendinginkan Kr dan F2pada suhu -196 0C lalu
diberi loncatan muatan listrik atau sinar X
|
Xe(Xenon)
|
Xe(g) + F2(g) → XeF2(s) Xe(g) + 2F2(g) → XeF4(s) Xe(g) + 3F2(g)→ XeF6(s) XeF6(s) + 3H2O(l) → XeO3(s) + 6HF(aq)6XeF4(s) + 12H2O(l) → 2XeO3(s) + 4Xe(g) + 3O(2)(g) + 24HF(aq) |
Xenon flourida
Xenon oksida
|
XeF2 dan XeF4 dapat
diperoleh dari pemanasan Xe dan F2pada tekanan6 atm, jika umlah peraksi F2 lebih besar maka akan diperoleh XeF6
XeO4 dibuat dari
reaksi disproporsionasi(reaksi dimana unsur pereaksi yang sama sebagian
teroksidasi dan sebagian lagi tereduksi) yang kompleks dari larutan XeO3 yang
bersifat alkain
|
Rn(Radon)
|
Rn(g) + F2(g) →
RnF
|
Radon flourida
|
Bereaksi secara spontan.
|
Fluorida
XeF2, XeF4, dan XeF6 diperoleh dengan
mereaksikan xenon dengan flouor dalam kuantitas yang makin bertambah. Dalam
senyawa-senyawa ini, xenon mempunyai bilangan oksidasi genap +2, +4, dan +6,
yang khas bagi kebanyakan senyawaan xenon. Fluorida-fluorida adalah lahan
permulaan untuk mensintesis senyawaan xenon lainnya.
Satu-satunya
produk yang diperoleh bila krypton bereaksi dengan fluor adalah difluoridanya,
KrF2. Tak dikenal lain-lain keadaan oksidasi selain +2. Dari kira-kira
selusin senyawaan krypton yang dikenal, semuanya merupakan garam kompleks yang
diturunkan dari KrF2. Karena radon bersifat radioaktif dan mempunyai
waktu paruh empat hari, kekimiawiannya sukar dipelajari. Namun, eksistensi
radon fluorida, baik yang mudah menguap maupun yang tak mudah menguap, telah
didemonstrasikan.
2.5 Pembuatan Gas Mulia
Gas Helium
Helium
(He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium mempunyai
titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8 0C sehingga pemisahan
gas helium dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan
mencair (sekitar -156 0C) dan gas helium terpisah dari gas
alam.
Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon
Udara
mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon (Xe)
walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai hasil
samping dalam industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses
destilasi udara cair. Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap
air) didinginkan sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon
bercampur dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih
gas argon (-189,4 0C) tidak jauh beda dengan titik didih gas
oksigen (-182,8 0C). Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan
proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan
untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas
nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan
kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyain titik didih rendah (-245,9 0C)
akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi
(tidak mencair).
Gas
kripton (Tb = -153,2 0C) dan xenon (Tb = -108 0C)
mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari gas oksigen sehingga akan
terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom destilasi utama. Dengan
pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan terpisah.
Di tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:
PtF6 + O2 → (O2)+ (PtF6)-
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165 kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Di tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:
PtF6 + O2 → (O2)+ (PtF6)-
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165 kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Radon
diperoleh dari peluruhan panjang unsure radioaktif U-238 dan peluruhan langsung
Ra-226. Rn bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paro yang pendek yakni 3,8
hari sehingga cenderung cepat meluruh menjadi unsur lain. Radon belum
diproduksi secara komersial.
2.6 Penggunaan Gas Mulia
Dalam
kehidupan sehari-hari, unsur gas mulia digunakan dalam rumah tangga hingga
teknologi modern. Berikut beberapa kegunaan dari unsur-unsur gas mulia:
Helium
1) Sebagai
gas mulia tameng untuk mengelas.
2) Sebagai
gas pelindung dalam menumbuhkan kristal-kristal silikon dan germanium dan dalam
memproduksi titanium dan zirconium.
3) Sebagai
agen pendingin untuk reaktor nuklir.
4) Sebagai
gas yang digunakan di lorong angin (wind tunnels).
5) Campuran
helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para penyelam dan para
pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi.
6) Helium
sangat banyak digunakan untuk mengisi balon ketimbang hidrogen yang lebih
berbahaya.
7) Untuk
menekan bahan bakar cair roket. Roket Saturn, seperti yang digunakan pada
misi-misi Apollo, memerlukan sekitar 13 juta kaki kubik He.
8) Helium
cair yang digunakan di Magnetic Resonance Imaging (MRI) tetap
bertambah jumlahnya, sejalan dengan ditemukannya banyak kegunaan mesin ini di
bidang kesehatan.
9) Mendeteksi
peluru-peluru misil yang terbang rendah.
Neon
1) Sebagai
indikator tegangan tinggi.
2) Penangkap
kilat, tabung wave meter dan tabung televisi.
3) Neon
biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon.
4) Neon
cair sekarang tersedia secara komersial dan sangat penting diterapkan sebagai
pembeku embrio (bakal makhluk hidup) yang ekonomis.
Argon
1) Tanaman
membutuhkan argon untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Kelebihan
unsur ini bisa menyebabkan keracunan pada tanaman. Keracunan akar oleh argon
banyak terdapat pada tanah persawahan.
2) Berfungsi
dalam proses pengelasan.
3) Pembuatan
bola lampu listrik.
4) Cairan
argon, argon mencegah oksidasi dari baja cair dan akan berlangsung proses
pengurangan belerang dan gas-gas di dalam cairan baja.
5) Argon,
baik murni maupun mengandung sedikit karbon dioksida, oksigen, hidrogen dan
helium, banyak dipergunakan sebagai gas pelindung dalam aplikasi pengelasan
terhadap baja karbon dan steinless, aluminium, magnesium, dan sebagainya.
6) Dipergunakan
di bidang metalurgi untuk pengolahan panas sistem gas proteksi, khususnya untuk
memperkuat baja yang banyak mengandung karbon, dimana dekarburisasi harus
dihindari.
7) Argon
bertindak sebagai gas pembawa silane pada pergantian komposisi silikon.
8) Argon
dipergunakan di industri besi dan baja.
9) Argon
juga digunakan sebagai gas pembawa dalam kromatografi.
Kripton
1) Pengisi
bola lampu blitz pada kamera.
2) Kripton
dapat digabungkan dengan gas lain untuk membuat sinar hijau kekuningan yang
dapat digunakan sebagai kode dengan melemparkannya ke udara.
3) Kripton
bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah.
4) Krypton juga
digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
Xenon
1) Xenon
dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan
pembuatan tabung elektron.
2) Isotop-nya
dapat digunakan sebagai reaktor nuklir.
3) Sebagai
obat bius pada pembedahan.
4) Sebagai
pengisi bola lampu disko yang berwarna-warni.
5) Digunakan
dalam pembuatan tabung elektron.
Radon
1) Radon
dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun demikian,
jika radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker
paru-paru.
2) Radon juga dapat
berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi bergerak
kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari
perubahan kadar radon.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gas
mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan
yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik
karena sifat stabilnya. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat
stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan
unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia.
Gas
mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi
standar, mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan
reaktivitas yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel
periodik (sebelumnya dikenal dengan grup 0), yaitu helium (He), neon (Ne),
argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn).
Sifat-sifat
gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang struktur atom:
valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi mereka
sedikit sekali kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya
beberapa ratus senyawa yang telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas
mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 °C (18 °F); yang
mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang pendek.
Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena
bertambahnya kulit yang terisi elektron. Energi Ionisasi dari atas ke bawah
semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin
lemah. Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir
mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan
kenaikan massa atom.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Gas Mulia. http://gas-mulia.blogspot.com/2009/11/gas-mulia.html.Diakses pada tanggal 16 Juli 2012
Anonim. 2010. Kegunaan
Gas Mulia. http://www.e-dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=369&uniq=3266.Diakses pada tanggal 16 Juli 2012
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia
Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press
Imas,Lim. 2011. Makalah Gas
Mulia. http://bicindeivonk-iimimas-chemistry.blogspot.com/2011/10/makalah-gas-mulia-iim-imas-pend-kimia.html.Diakses pada tanggal 16 Juli 2012
Keenan, dkk. 1979. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Syahrun. 2011. Unsur-Unsur
Penyusunan Atmosfer. http://syahrun.blogdetik.com/2011/05/.Diakses pada tanggal 16 Juli 2012
No comments:
Post a Comment