SEJARAH REVOLUSI AMERIKA
Sejak
zaman prasejarah, sebetulnya daratan Amerika telah dikunjungi oleh bangsa Asia
melalui celah Berring. Sedangkan orang Eropa baru mengenal daratan Amerika
setelah ditemukan oleh Christoper Columbus pada tahun 1492.
Christoper
Columbus adalah seorang penjelajah berkebangsaan Italia. Ia melakukan
penjelajahan ke Hindia Timur atas dukungan Pangeran Ferdinand dan Ratu Isabella
dari Kerajaan Spanyol. Penjelajahan ke Hindia Timur tersebut menggunakan alat
transportasi kapal laut yang bernama Santa Maria, Nina dan Pinta.
Dengan
ketiga kapal itu Columbus mengarungi samudra mencari jalan terpendek ke Hindia
Timur (India, Indonesia, Cina, dan Jepang). Akhirnya pada tahun 1492. Columbus
sampai di Kepulauan Karibia, Dominika, dan Puerto Rico (Kepulauan Bahama). Pada
awalnya Columbus bersama rombongannya menyangka telah sampai di India, sehingga
menyebut penduduk asli daerah itu dengan nama "Indian". Columbus
menyatakan Kepulauan Bahama tersebut milik Kerajaan Spanyol. Selama ekspedisi,
ia menulis perjalanannya tentang seluk beluk angin, sifat arus, dan gelombang
di Lautan Atlantik. Pengeathuan itu merupakan warisan berharga bagi
penjelajah-penjelajah samudra pada masa berikutnya.
Walaupun
Columbus adalah orang pertama yang menemukan daratan Amerika, namun nama
daratan tersebut tidak diambil dari namanya melainkan diambil dari nama
penjelajah lain, yaitu Amerigo Vespuci. Mengapa demikian?
Pada
awalnya masyarakat Eropa percaya daratan yang ditemukan Columbus itu adalah
Asia. Akan tetapi, pada awal abad ke-16M, anggapan tersebut dibuyarkan oleh
seorang pelaut dan pedagang dari Florence, Italia, yaitu Amerigo Vespuci.
Amerigo
Vespuci melakukan ekspedisinya antara tahun 1499-1503. Dalam ekspedisinya, ia
mendarat di wilayah yang pernah dikunjungi Columbus. Selama perjalanannya, ia
menulis surat yang berisi pengalaman-pengalamannya. Ternyata isi surat tersebut
berisi laporan tentang keadaan geografis dari daerah-daerah yang dikunjunginya.
Hasil laporan Amerigo Vespuci telah membuka mata masyarakat Eropa bahwa daratan
yang pernah dikunjungi Columbus bukanlah Asia, melainkan daratan yang tak
bertuan. Atas jasanya, nama Amerigo Vespuci diabadikan sebagai nama benua baru itu.
Amerigo dalam bahasa latin berarti Americus atau Amerika. Sejak itulah, daratan
luas tak bertuan itu bernama Amerika.
Keberhasilan
ekspedisi Columbus dan Amerigo Vespuci menemukan benua Amerika diikuti oleh
ekspedisi-ekspedisi berikutnya, yang dilakukan oleh bangsa Spanyol, Inggris,
Belanda, Perancis, dan Portugis. Bangsa-bangsa Eropa tersebut berlomba
menduduki daerah-daerah di daratan Amerika. Bangsa Spanyol dan bangsa Portugis
menduduki Amerika bagian tengah dan selatan, sedangkan Inggris, Perancis dan
Belanda menduduki daerah Amerika bagian utara.
Pembentukan Koloni di Amerika
Sebenarnya
pembentukan koloni telah dimulai oleh Columbus pada pelayaran kedua tahun 1493,
yaitu dengan mendirikan perkampungan di Hispaniola (Haiti). Namun, perkampulan
itu terebengkalai akibat terjadinya pembangkangan para awak kapal.
Selanjutnya
pembentukan koloni di Amerika Utara dirintis oleh Jaques Cartier. Ia mendirikan
perkampungan di Quebec tahun 1541, dekat perkemahan suku Ironquis. Koloni
berikutnya adalah koloni Roanoke yang didirikan Sir Walter Raleigh tahun1587.
Kedua koloni tersebut tidak dapat dipertahankan, akibat terjadi perselisihan
dengan suku Ironquis.
Sejak
kegagalan pendirian koloni di Amerika Utara itu, bangsa Eropa meragukan apakah
Benua Amerika layak untuk dihuni. Dalam kondisi keraguan itu, di Inggris
bermunculan kongsi dagang yang berniat mendirikan koloni di Amerika. Mereka
tertarik oleh kekayaan alam di Amerika Utara, yang menurut mereka sangat
menguntungkan bagi investasi (penanaman modal). Melihat hal itu, Parlemen
Inggris memberikan hak penuh kepada kongsi dagang yang ingin menanamkan modal
dan membentuk koloni. Koloni Perancis meliputi daerah dari aliran sungai
Missisipi di sebelah selatan dan anak sungainya sampai dengan Kanada. Sementara
Inggris menguasai daerah yang berbatasan dengan lautan Atlantik di sebelah
timur dan pegunungan Alleghary di sebelah barat. Koloni Inggris di utara
berbatasan dengan koloni Perancis dan sebelah selatan berbatasan dengan koloni
Spanyol (di Florida).
Koloni
di Amerika yang dirintis oleh para kongsi dagang dimulai dari sebelah timur.
Adapun koloni-koloni yang berdiri sebelum Revolusi Amerika adalahsebagai
berikut.
Virginia
Koloni ini didirikan pada tahun 1607 oleh
kongsi dagang Inggris bernama Virginia Bay Company. Nama Virginia diambil
sebagai penghormatan kepada Ratu Elizabeth I, yang berjulukan Virgin Queen.
Gubernur pertama Virginia adalah Sir Thomas Dale. Ia memerintah seperti
militer. Gubernur berikutnya adalah Sir Goerge Yeardley. Pada masa pemerintahannya
didirikan dewan perwakilan dengan nama House of Burgesses. Tahun 1624,
pemerintah Inggris mengambil alih Virginia, setelah koloni itu dilanda berbagai
masalah dari tahun 1619 sampai dengan 1624. Masalah itu diantaranya adalah
bangkrutnya Virginia Company, epidemi, serangan suku Indian, dan masalah sosial
akibat aksi protes atas pemberlakuan pajak.
Maryland
Tahun 1632 di sebelah utara Virginia, Lord
Baltimore, mendirikan koloni bernama Maryland. Nama tersebut diambil dari nama
Ratu Perancis bernama Henrietta Maria. Sejak awal berdirinya koloni ini
berkembang pesat. Keluarga Baltimore menduduki posisi penting dalam
pemerintahan, karena koloni ini dikelola oleh perusahaan pereseorangan. Posisi
penting tersebut berakhir sampai tahun 1715, setelah terjadi perubahan
kekuasaan di Kerajaan Inggris. Sejak tahun itu pula, Maryland diambil alih oleh
pemerintah Inggris. Meskipun demikian, keluarga Baltimore tetap memiliki hak
istimewa.
New
England
Koloni ini dirintis oleh William Bradford
sebagai pemimpin kelompok pelarian gereja Anglican Inggris. Nama koloni pada
awalnya Plymouth. Dalam perkembangannya koloni ini secara bertahap mengalami
perkembangan dalam bidang ekonomi. Sedangkan keadaan politik cenderung stabil
setelah terjadi perjanjian damai antara sesama kaum kolonis ataupun antara kaum
kolonis dan suku Indian. Nama koloni Plymouth berubah setelah diambil alih oleh
Massachusets Bay Company. Nama koloni baru itu adalah New England yang
diusulkan oleh Kapten John Smith sebagai penghormatan terhadap dewan New
England di Inggris yang telah memberikan izin pada kongsi tersebut untuk
menanampkan usaha di Amerika Utara.
New York
Pada awalnya koloni ini bernama Nieuw
Amsterdam, sesuai dengan perintisnya, yaitu kongsi dagang Belanda 1624. Pada
tahun 1664 diambil alih oleh Inggris dan namanya diganti dengan mana New York.
Nama itu diambil sesuai dengan nama Duke of York yang berkuasa di Inggris
dengan gelar James II.
Pennsylvania
Koloni ini merupakan pengembangan dari koloni
New York. William Penn merupakan perintis terbentuknya koloni ini. Penn
mengembangkan semangat liberal di koloni in. Hal itu disebabkan karena ia
penganut Quaker (salah satu sekte Kristen Protestan). Kebijakan yang bersifat
liberal itu membuat Pennsylvania berkembang pesat.
Sepanjang
tahun 1600 sampai dengan 1750 di Amerika Utara berdiri 13 koloni. Ketiga belas
koloni itu:
Ø New Hampshire
Ø Massachusets
Ø Rhode Island
Ø Connecticut
Ø New York
Ø New Jersey
Ø Pennsylvania
Ø Delaware
Ø Maryland
Ø Virginia
Ø North Carolina
Ø South Carolina
Ø Georgia
Koloni-koloni tersebut dalam pembentukan
negara Amerika Serikat nanti sangat menentukan dan menjadi inti negara.
Pada
awal abad ke-17, pembentukan koloni di Amerika Utara dirintis oleh Inggris.
Sementara pada akhir abad ke-17, negara Eropa lainnya mulai melakukan
perpindahan ke Amerika. Migrasi secara besar-besaran terjadi di wilayah Eropa
daratan, Skotlandia, dan Irlandia. Di Amerika mereka bergabung dengan bangsa
Inggris yang telah mendahuluinya. Pertemuan dan perpaduan budaya antara meraka
melahirkan satu ciri khas bangsa Amerika yang berbeda dengan Inggris. Selain
itu tiap koloni berhak untuk membuat hukum sendiri, melakukan perjanjian dengan
penduduk setempat, dan menunjuk gubernur sendiri sebagai pemimpin pemerintahan.
Sebagai sumbangannya, tiap koloni harus membayar pajak penghasilan pada
pemerintah Kerajaan Inggris. Koloni-kolini di Amerika berkembang menurut
kekhasannya masing-masing dan otonom. keadaan itu pada akhirnya menjadi
penyebab bangsa Amerika melakukan revolusi.
Lahirnya Amerika Serikat
Ada
beberapa faktor yang mendorong orang Eropa datang ke daratan Amerika. Pertama,
ingin mencari kebebasan dari ikatan hukum dua agama yang mempersempit ruang
gerak mereka, yaitu Khatolik dan Protestan. Kedua, keinginan untuk mencari dunia
baru. Diantara negara-negara Eropa yang selalu terlibat dalam persaingan
memperebutkan daerah baru di Amerika adalah Inggris dan Perancis.
Banyaknya
pertentangan yang terjadi di Amerika tidak terlepas dari pertentangan politik
yang terjadi di Eropa antara kedua negara tersebut. Pertentangan politik
berubah menjadi peprangan yang dikenal dengan Perang Tujuh Tahun (1756-1763).
Peperangan di Eropa terjadi pula di daerah koloni, antara koloni Inggris dan
koloni Perancis. Perang selama tujuh tahun tersebut dimenangkan oleh Inggris
pada tahun1763.
Pertentangan Antarkoloni
Perang tujuh tahun antara Inggis dan
Perancis, walaupun dimenangkan Inggris, tetapi harus dibayar dengan biaya yang
tinggi. Untuk mengisi kekosongan kas negara dalam rangka pembangunan Inggris,
pemerintahan Inggris membebankan biaya-biaya tersebut kepada daerah-daerah
koloni di Amerika Utara. Mereka dipungut berbagai macam pajak tanpa melalui
perundingan. Pajak tersebut terhinpun dalam berbagai aturan, seperti Sugar Act
(1764) atau Undang-Undang Gula, Stamp Act (1765) atau akta materai yang berisi
segala bentuk dokumen, surat kabar, dan barang-barang lainnya yang dikenai bea
materai. Beberapa tahun kemudian muncul aturan Townshend Acts yang merupakan
pajak impor untuk timah, cat, kertas, gelas, dan teh. Tahun 1774 dikeluarkan
Tea Act atau akta teh. Dengan aturan itu kas pemerintah Inggris semakin cepat
terisi dan beban negara itu semakin ringan karena pajak dibebankan kepada
koloni-koloni.
Namun, hal itu dianggap sewenang-wenang dan
melanggar hak kebebasan rakyat koloni di Amerika. Maka muncul reaksi terhadap
pemerintah Inggris di daerah koloni. Para kolonis mendengungkan semboyan
"No Tax Without Representation" (tidak ada pajak tanpa perwakilan).
Tuntuan kaum kolonis tidak didengar oleh pemerintah Inggris yang bersifat
kolot. Hal itu jelas menggores hati nurani kebebasan individu yang selama ini
dipegang oleh rakyat koloni. Kelompok yang paling keras menentang adalah
"Sons of Liberty" (Putra-Putra Kebebasan) yang dipimpin oleh Samuel
Adams.
Hal lain yang menjadi ketegangan pemerintah
Inggris dengan kaum koloni di Amerika adalah adanya aturan pemerintah Inggris
yang mengharuskan rakyat kolonis membeli teh dari pemerintah Inggris dengan
harga tinggi. Aturan itu menurut kaum kolonis, bertentangan dengan kebebasan
ekonomi yang mereka anut. Reaksi keras dipimpin Samuel Adams terhadap aturan
pemerintah Inggris tersebut terjadi di pelabuhan Boston, kaum kolonis menyamar
sebagai pekerja Indian untuk membongakar peti-peti yang berisi teh. Akan tetapi
para pekerja itu membuang teh kelaut bagaikan sebuah pesta. Peristiwa itu
dikenal sebagai "The Boston Tea Party" atau peristiwa Boston 1773.
Penyebab pecahnya perang kemerdekaan Amerika:
Berkembangnya faham liberalisme
(kebebasan) politik, yang ditunjukkan oleh sikap menentang pembayaran pajak
tanpa perwakilan,
Berkembangnya liberalisme (kebebasan)
ekonomi, yang ditunjukkan oleh penolakan membeli teh dari pemerintah Inggris ,
Peristiwa The Boston Tea Party dianggap
sebagai sebab khusus pecahnya Revolusi Amerika.
Peristiwa The Boston Tea Party, membuat
pemerintah Inggris marah, kemudian menuntut ganti rugi yang besar dan
melontarkan ancaman yang keras. Pihak kolonis tidak memperhatikan tuntutan dan
ancaman Inggris tersebut. Ketegangan terjadi antara kedua belah pihak. pihak
Inggris mendatangkan tentaranya dengan maksud mengamankan koloninya di Amerika.
Sementara pihak koloni mempersiapkan diri dengan menggerakkan kaum pria. Mereka
dikumpulkan untuk membela hak-hak asasi mereka sebagai orang yang merdeka.
Pernyataan Kemerdekaan Amerika Serikat
Pada awal ketegangan dengan Inggris,
permasalahan tersebut masih menjadi urusan koloni masing-masing. Belum terpikir
untuk membicarakan masalah persatuan, apalagi kemerdekaan Amerika Serikat. Hal
ini bisa kita mengerti, sebab seperti yang telah dijelaskan pada pembentukkan
koloni, kaum koloni di Amerika terdiri dari berbagai karakter. Namun, pada saat
nasib mereka sama diperlakukan tiidak adil oleh Inggris, maka mereka bersatu
membuat sebuah kongres.
Dari ketiga belas koloni, ada empat tokoh
yang sangat gigih mempersatukan kaum koloni untuk merdeka. Mereka adalah Thomas
Jefferson, John Adams, James Wilson, dan Alexander Hamilton. Berkat mereka
Kongres I berhasil diadakan di kota Philadelpia tahun 1775. Dalam kongres itu
dinyatakan kesepakatan kemerdekaan. Kemudian Kongres II tanggal 2 Juli 1776,
secara tegas mengambil sikap tidak akan mengakui kuasa Parlemen Inggris di
Amerika dalam bentuk apapun.
Selanjutnya dalam Kongres III di
Philadelpia tanggal 4 Juli 1776, kaum kolonis memproklamasikan kemerdekaan. Ini
berarti 13 koloni Amerika lepas dari kekuasaan Inggris. Pernyataan kemerdekaan
itu diwujudkan dalam sebuah Declaration of Independence. Rumusan isi naskah
proklamasi kemerdekaan tersebut disusun oleh Thomas Jefferson. Naskah deklarasi
kemerdekaan ditandatangani oleh 56 orang wakil dari 13 koloni. Tanda tangan
pertama dari John Hancock. Saat itu menjabat sebagai ketua Kongres.
Kemudian pada bagian akhir deklarasi,
mereka dinyatakan pertama kalinya secara resmi nama negara yang disebut United States
of America (USA). Penamaan negara itu pun sebagai hasil dari pemikiran Thomas
Jefferson.
Sebagian isi dari Declaration of
Independence yang berkaitan dengan hak-hak asasi manusia tidak hanya berlaku di
Amerika Serikat tetapi juga berpengaruh bagi negara lain di luar Amerika
Serikat. Isi pernyataan kemerdekaan itu diantaranya adalah:
"We hold these truth to be selvident,
that all men are created equal, that they are endowed by their Creator with
certain an alienable right, that among these are life, liberty, and persuit of
happiness ..."
(Bahwasanya kami berpegang kepada kebenaran
ini dengan suatu keyakinan bahwa semua orang diciptakan dalam keadaan sama
derajat, mereka diberkati oleh Pencipta-nya beberapa hak asasi yang tidak dapat
diganggu gugat, bahwa diantara hak-hak asasi itu ialah hak untuk hidup, hak
untuk merdeka, dan hak mencari kebahagiaan).
Perang Kemerdekaan Amerika Serikat
Pertempuran petama terjadi pada tanggal 19
April 1775. Dalam sejarah Amerika, peristiwa tersebut dikenal dengan sebutan
Lexington Concord Raid. Pihak koloni dipimpin oleh seorang tuan tanah besar
yang juga pernah menjadi panglima laskar koloni Inggris dalam perang tujuh
tahun melawan Perancis, yaitu George Washington. Tokoh ini kemudian memimpin
kaum kolonis menentang pemerintah Inggris. Perjuangan kaum kolonis tidak hanya
dilakukan secara fisik akan tetapi dilakukan pula secara diplomasi. Salah
seorang tokoh diplomasi adalah Benjamin Franklin.
Selama perang berlangsung, Benjamin
Franklin menjadi duta keliling se Eropa untuk mendapat dukungan moril ataupun
material. Pada saat datang ke Perancis, ia disambut rakyat Paris sebagai
pahlawan kemerdekaan. Rakyat Perancis sangat simpati terhadap perjuangan rakyat
koloni Amerika yang ditindas oleh Inggris. Disamping itu, pihak Perancis
mempunyai perasaan dendam atas kekalahan dalam perang tujuh tahun.
Berkat perjuangan diplomasi Benjamin
Franklin, perjuangan rakyat koloni Amerika mendapat bantuan dari Perancis dan
Belanda. Bahkan Perancis mengirimkan pasukan dan senjata dibawah pimpinan
Jendral Laffayette tahun 1778. Selain Perancis dan Belanda, yang mendukung
perang kemerdekaan Amerika Serikat adalah Spanyol. Spanyol membantu kaum
kolonis dengan maksud ingin merebut kembali Selat Gibraltar yang diduduki oleh
Inggris tahun 1709.
George Washington
Gabungan antara pasukan Perancis dan
pasukan kaum koloni Amerika mengubah situasi perang. Pasukan Inggris semakin
terdesak dan cenderung banyak bertahan. Akhirnya perang berakhir dengan
kemenangan berada di pihak kaum koloni. Berakhirnya perang ditandai dengan
menyerahnya pasukan Inggris tahun 1781, yang dipimpin Jendral Cornwallis kepada
Jendral George Washington. Selanjutnya pihak Inggris menghentikan
pertempuran,kemudian diadakan perjanjian damai di Versailles tahun 1783 yang
isinya:
Inggris mengakui kemrdekaan 13 koloni
di Amerika,
Inggris harus menyerahkan daerah
jajahannya di Amerika kepada Amerika Serikat, kecuali Kanada,
Inggris harus membayar rampasan perang
Penyusunan Konstitusi Amerika
Setelah
perjanjian Versailles ditandatangani, rakyat koloni Amerika mulai merasakan
hidup di negara merdeka. Pada awal kehidupannya itu, kembali terjadi perbedaan.
Setelah perang usai, terjadi perebutan bagian kekuasaan sebesar-besarnya. Ada 9
negara bagian yang menuntut kekuasaan sebesar-besarnya atau adanya pemerintahan
negara bagiansyang sering disebut kelompok republikan. Kelompok ini dipimpin
oleh Thomas Jefferson. Sementara yang menginginkan adanya pemerintahan pusat, 4
negara bagian dan sering disebut kelompok federalis. Kelompok ini dipimpin oleh
Alexander Hamilton.
Pertemntangan
yang ada menyadarkan mereka tentang lemahnya aturan yang ada, yaitu Articles of
Confederation. Undang-Undang tersebut belum mengatur cara-cara mengatur negara.
Karena itu dilakukan perbaikan-perbaikan lewat sebuah pertemuan bernama Federal
Convention. Pertemuan ini bertujuan untuk menyusun konstitusi negara Amerika
Serikat. Dalam pertemuan ini bertujuan menyusun konstitusi negara Amerika
Serikat. Dalam pertemuan ini kedua kelompok yang bertikai menyatakan sepakat.
Akhirnya, tahun 1788 sidahkan Constitution of United States of America.
Perancang isi konstitusi adalah James Madison. Konstitusi berisi 12 amandemen.
Sepuluh amandemen berisi tentang pernyataan hak-hak pribadi (warga negara) dan
negara bagian. Kesepuluh Amandemen itu disebut Bill of Right.
Hal
penting lainnya dalam konstistusi itu adalah adanya pernyataan pemerintahan
yang demokratis. Ini diperlihatkan dengan adanya wakil-wakil negara bagian
dalam pemerintahan pusat. Kongres tersiri dari dua lembaga Senate (Dewan
Legislatif) dan House of Representative (Dewan Yudikatif). Anggota Senate
sebanyak 2 orang dan anggota House of Representative tergantung jumlah penduduk
setiap negara bagian. Pemerintah pusat dipimpin oleh seorang presiden. Pada
saat itu, semua wakil dengara bagian sepakat memilih George Washington sebagai
presiden. Pahlawan perang kemerdekaan Amerika Serikat itu disumpah menjadi
presiden tanggal 30 April 1789 di New York.
Pengaruh Revolusi Amerika
Revolusi
kemerdekaan Amerika Serikat yang melahirkan semangat liberalisme, dengan
menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, membawa pengaruh besar bagi
negara-negara dunia. Revolusi Perancis misalnya, rakyat meuntut adanya
pengakuan hak-haknya dan menuntut kebebasan dari pemerintahan absolut.
Paham
kebebasan di Perancis mendapat pengaruh dari paham kebebasan Amerika yang
dibawa Jendral Laffayette dan pasukannya. Ketika membantu kaum koloni Amerika
yang berperang melawan Inggris, mereka menyaksikan satu kehidupan yang berbeda
dengan negaranya. Salah satunya perkembangan liberalisme (paham kebebasan).
Setelah kembali ke Perancis, mereka mengembangkan dan akhirnya terjadi revolusi
Perancis.
Bagi
Indonesia, yang saat itu dikuasai Belanda, Revolusi Amerika yang berakhir
dengan kalahnya Inggris, menimbulkan perubahan dalam bidang politik dan
ekonomi. Hal itu disebabkan pihak Inggris mengungsikan koloni-koloni di Amerika
yang masih setia ke Australia. Daerah Australia dikunjungioleh James Cook dari
arah timur tahun 1774.
Tahun
1784, terjadi perjanjian tersendiri antara Inggris dengan Belanda di Eropa.
Perjanjian mengatur bahwa Belanda harus membuka perairan Indonesia untuk
kapal-kapal Inggris yang menuju ke Australia. Hak monopoli VOC di Indonesia
dihapuskan dengan diizinkannya kapal-kapal Inggris mengunjungi Batavia. Dampak
dari dibukanya perairan Indonesia adalah VOC mendapat saingan dari
pedagang-pedagang asing Inggris dan Perancis. Selanjutnya, berakibat VOC bubar
tahun 1799.
Penemuan
benua Amerika oleh Christoper Columbus, telah menjadikan daerah Amerika ini
sebagai tempat baru bagi orang-orang Eropa yang pada saat itu penuh gejolak
politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Kemenangan
Inggris atas Perancis menyebabkan koloni Perancis di benua Amerika dan Asia jatuh
ke tangan Inggris tahun 1763. Inggris membebankan segala kerugiannya kepada
kaum kolonis tersebut, sehingga pecah perang kemerdekaan.
Tanggal
4 Juli 1776, kaum kolonis Inggris di Amerika Utara menyatakan kemerdekaannya
yang tertuang dalam Declaration of Independence, dan membentuk suatu negara
bernama United States of America, dengan Jendral Washington sebagai presiden
pertama
No comments:
Post a Comment