Pages

Powered by Blogger.
Get Adobe Flash player

Tuesday, 6 January 2015

Pengertian Resensi

Pengertian Resensi Resensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku, ulasan buku. Sedangkan kata “mengulas” itu sendiri mempunyai arti memberikan penjelasan dan komentar; menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat, dsb); mempelajari (menyelidiki) dan kata “ulasan” mempunyai arti kupasan, tafsiran, komentar: Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. 
Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. 

Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas Secara singkat, resensi ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. B. Tujuan Resensi Tujuan resensi adalah: Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Setelah mengetahui definisi serta tujuan dari resensi yang dibuat oleh resentator, kira-kira unsur apa saja yang terkandung di dalam sebuah resensi? C. 

Unsur-unsur Resensi Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut: 
 • Membuat judul resensi Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi. 
• Menyusun data buku Data buku biasanya disusun sebagai berikut: 
– Judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.); 
– Pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
– Penerbit; 
– Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa); 
– Tebal buku; – Harga buku (jika diperlukan). 

 • Membuat pembukaan 
– Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini: 
– Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh; – Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain; 
– Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
– Memaparkan keunikan buku; 
– Merumuskan tema buku; 
– Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku; 
– Mengungkapkan kesan terhadap buku; 
– Memperkenalkan penerbit; 
– Mengajukan pertanyaan; 
– Membuka dialog. 

Tubuh atau isi pernyataan resensi buku Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini: 
a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis; 
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya; 
c. keunggulan buku; 
d. kelemahan buku; 
e. rumusan kerangka buku; 
f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit); 
g. adanya kesalahan cetak. 

 • Penutup resensi buku Bagian penutup, biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa. 

Tahap Penulisan Resensi Terakhir, bagaimana cara membuat resensi itu sendiri? Bagaimana langkah-langkah di dalam membuat resensi yang baik? Ketika melakukan kegiatan meresensi, hendaklah perhatikan langkah-langkah meresensi buku sebagai berikut. 

1. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi,mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku,siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format, hingga harga.Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku itu. Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, atau sastra. 

2. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat. 
3. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data. 
4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi. 
5. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut: 

• Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya. 
 • Isi pernyataan; bagaimana bobot ide, analisis, penyajian data, dan kreativitas pemikirannya, bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk buku ilmiah. • Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan kebersihan, dan pencetakannya (banyak salah cetak atau tidak). 
Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) resensi itu. Outline ini sangat membantu kita ketika menulis, mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan kriteria yang kita tentukan sebelumnya. Contoh Resensi Novel Bunga Cantik di Balik Salju 
• Identitas buku Judul : Bunga Cantik di Balik Salju 
Penulis : T. Andar 
Penerbit : DIVA Press 
Kota Terbit : Yogyakarta 
Tahun Terbit : 2011 
Cetakan : Ke-1 
Deskripsi Fisik : 458 hlm.; 19,5cm. 
ISBN : 978-602-978-667-5 Sinopsis 

– Contoh Resensi Novel Bunga Cantik di Balik Salju 
Di usia yang masih sangat muda, 19 tahun, Lana telah memutuskan untuk mengasuh Denniz, anak dari sahabatnya yang meninggal sewaktu melahirkan. Ayah si bayi sendiri, Brian, tidak mau mengakui anaknya. Pertentangan dari keluarga Lana jelas terjadi walau akhirnya mereka menerima Denniz dan membantu merawatnya.Hidup yang berat bagi Lana. 
Di usianya yang ke-25, dia memutuskan untuk tinggal sendiri bersama Denniz dan membiayai sendiri hidupnya dengan bekerja sebagai staf pengajar pada sebuah lembaga pendidikan asing. Memiliki Denniz selama 6 tahun membuat Lana kebal saat orang-orang menatapnya dengan kagum, iba, sinis, atau pun jijik saat Denniz memanggilnya “mama”. Semua itu tidak mengubah apa pun, dia tetap mencintai Denniz dan menganggap keputusannya untuk mempertahankan Denniz adalah keputusan terhebatnya. Cintanya kepada Denniz menjadikan dirinya mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri, termasuk kebutuhan akan seorang laki-laki yang seharusnya mulai ia pikirkan untuk mendampingi hidupnya kelak. Hingga suatu hari, hadirlah sosok Dhimas, laki-laki keren dan pujaan banyak wanita memasuki kehidupan Lana. 
Dhimas yang hanya mengetahui bahwa Lana adalah seorang Ibu dengan satu anak menerima Lana apa adanya, seburuk apapun masa lalu Lana tanpa ia tau keadaan yang sebenarnya. Namun tidak semudah itu untuk Lana menerima Dhimas sebagai pendamping hidupnya, serta menjadi pabrik figur seorang Ayah untuk Denniz. Butuh pertimbangan yang tidak sedikit untuk hal itu, hingga ia memutuskan untuk menerima Dhimas sebagai Suaminya. Akhirnya, Lana menerima Dhimas, dan mereka segera menikah. Hingga suatu ketika Dhimas mempertemukan Lana dengan keluarga besar Dhimas, terbukalah rahasia besar bahwa sebenarnya Lana belum pernah melahirkan seorang anak dan membuat Dhimas sangat terkejut. Lana dan Dhimas akhirnya resmi menikah. 

 • Unsur Intrinstik Novel 

1. Tema a. Seorang wanita yang kuat dan tegar, memiliki hati yang baik untuk merawat seorang bayi sahabatnya ketika ia sendiri masih sangat muda. 
b. Perjuangan hidup seorang wanita yang mandiri. 
c. Wanita yang mengagumkan, rela dicap ‘tidak benar’ oleh tetangga-tetangganya demi merawat Denniz. 

2. Tokoh 
a. Tokoh Utama : Maulana Andara Restu 
b. Tokoh Kedua : Denniz 
c. Tokoh Ketiga : Dhimas Mahesa 
d. Tokoh Pembantu : Megan, Fany, Dhyas, Yudha, Rindra, Pak Sinclair, Ruben, Yudha, Brian 
e. Tokoh Piguran : Pak Rudi, Bu Rina, Hendra, Diki, Anggra, H. Bakrie, Emi 

3. Penokohan : 
a. Maulana Anadara Restu : Sosok perempuan yang kuat dan tegar, keinginannya untuk mandiri sejak muda, dan sangat menyayangi Emi sahabatnya yang telah meninggal, juga sangat menyayangi anak angkatnya yaitu Denniz. 

b. Denniz : Anak kecil yang lucu, pintar, cuek dan manja. 
c. Dhimas Mahesa : Sosok laki-laki tampan, cuek dan mapan. Ia sangat menyayangi Denniz dan Lana. 
d. Penokohan lainnya. 
e. Contoh Resensi Novel Bunga Cantik di Balik Salju 

4. Alur Alur maju mundur, dimana novel menceritakan keadaan Lana saat itu kemudian harus kembali kepada masa lalu untuk menjelaskan alasan mengapa Lana akhirnya membesarkan Denniz sebagai seorang Ibu. Dan akhirnya kembali maju dengan menceritakan Lana dan Dhimas akhirnya menikah. 

5. Sudut Pandang Sudut pandang orang pertama 
6. Amanat : 
a. Tidak ada anak yang dilahirkan dengan keadaan haram. Perbuatan orang tuannya lah yang haram. 
b. Karena aku mencintai kamu. Perempuan akan lebih bisa bertahan kalau dia dicintai daripada harus mencintai. Dan aku mencintai kamu. 
c. Dandelion adalah bunga liar yang kuat. Bahkan, saat tumbuhan lainnya mati, dandelion tetap hidup. Menahun. Dandelion bisa hidup di mana saja asalkan ada sinar matahari. Di sela-sela batu, di dekat rel kereta api, ataupun di retakan-retakan trotoar pun ia bisa hidup. Dan, aku pun ingin seperti itu. Hidup seperti dandelion. 
d. Jadilah diri sendiri dan selalu bersyukur tentang apa yang sudah Tuhan berikan. 

• Keunggulan dan kelemahan novel 
1. Keunggulan Novel 
o Novel ini mengajarkan kita akan apa arti tegar, kuat, mandiri dan cantik sebenarnya 
o Sebuah bacaan menarik yang sangat inspiratif 
o Kata-katanya mudah dipahami 
o Pewatakan tokoh mudah dipahami dan digambarkan secara jelas 
o Alur cerita mudah dipahami meski alur maju mundur, dan alur tersebutlah yang membuat kita menjadi semakin penasaran. 
2. Kelemahan Novel 
o Halaman novel cukup tebal. 
o Ada beberapa sesi cerita yang cukup panjang dan sedikit membosankan karena intinya sama saja. 

• Kesimpulan Novel ini pantas dibaca untuk siapa saja, terutama untuk wanita. Sesuai konsep nya yang inspirasional, novel ini memberikan kita banyak inspirasi, pesan dan kesan yang dapat mengalir hingga ke lubuk hati dan pikiran. Sebuah novel yang mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana.

No comments:

Post a Comment