1.
Mengembangkan koridor pembangunan ekonomi Indonesia dengan cara membangun
pusat-pusat perekonomian di setiap pulau. Selain mengembangkan klaster industri
berbasis sumber-sumber superior. Baik komoditas maupun sektor. Koridor
pembangunan ekonomi Indonesia terbagi dalam empat tahap :
· Mengindentifikasikan
pusat-pusat perekonomian, misalnya ibukota provinsi.
· Menentukan
kebutuhan pengubung antara pusat ekonomi tersebut, seperti trafik barang.
· Validasi
untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional, yakni pengaturan area
tempat tinggal dengan sistem infrastruktur serta fasilitas.
· Menentukan
hubungan lokasi sektor fokus, guna menunjang fasilitas. Misalnya menghubungkan
area pertambangan dengan kawasan pemrosesnya.
2.
Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal maupun internasional. Hal ini
bisa mengurangi biaya transaksi, menciptakan sinergi antara pusat-pusat
pertumbuhan dan menyadari perlunya akses-akses ke sejumlah layanan. Seperti
intra dan inter-konektivitas antara pusat pertumbuhan serta pintu perdagangan
dan pariwisata internasional. Integrasi ekonomi merupakan hal terbaik untuk
mencapai keuntungan langsung dari konsentrasi produksi. Serta dalam jangka
panjang, meningkatkan standar kehidupan.
Saat ini,
aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa dan Sumatra.
Fasilitas transportasi yang bisa menyebabkan area industri tak menjangkau
pelosok. Pada jangka pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa adalah
TransJawa, TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok. Pembangunan
tersebut diharapkan bisa berdampak langsung mengurangi kemiskinan di Jawa yang
melebihi 20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra yang sekitar tujuh juta
jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.
3.
Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan nasional atau Iptek.
Selain tiga strategi utama ini, juga ada beberapa strategi pendukung seperti
kebijakan investasi, perdagangan dan finansial. Beberapa elemen utama di sektor
Iptek adalah meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan kejuruan
tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan level kompetensi teknologi dan sumber
daya ahli. Peningkatan aktivitas riset dan pengembangan, baik pemerintah maupun
swasta, dengan memberikan insentif serta menaikkan anggaran. Kemudian mengembangkan
sistem inovasi nasional, termasuk pembiayaannya. Saat ini, masalah utama yang
dihadapi adalah kemampuan riset dan pengembangan yang digunakan untuk mencari
solusi teknologi. Kemampuan pengguna untuk menyerap teknologi yang ada. Serta
transaksi antara riset dan pengembangan sebagai pemasok solusi teknologi dengan
penggunanya tak terbangun dengan baik.
No comments:
Post a Comment